Sunday, July 31, 2011

Bahan Saat Teduh 31July2011

Novelis dari Rusia, Aleksandr Solzhenitsyn, berkata: ”Bukan tingkatan kekayaan yang membuat kita bahagia, tetapi relasi dari hati ke hati dan cara kita melihat dunia. Kedua sikap hati itu ada di dalam kuasa kita, sehingga manusia bisa tetap bahagia selama ia memilih untuk bahagia, dan tidak ada yang dapat menghentikannya.”

Kebahagiaan tidak ditentukan oleh banyaknya kekayaan yang kita miliki, tetapi oleh hubungan kasih yang kita milki. Banyak orang yang rela mengorbankan relasi dengan orang yang dikasihi untuk mendapatkan lebih banyak kekayaan. Bila kita ingin bahagia, kita harus menghargai orang lebih daripada barang.

Kebahagiaan ditentukan oleh cara kita melihat dunia ini. Bila kita berpikir bahwa dunia berhutang kepada kita dan dunia harus membahagiakan kita, maka kita akan jauh dari kebahagiaan. Jangan mengharapkan apa yang dunia dapat lakukan untuk kita,  tetapi lakukanlah sesuatu bagi dunia. Buatlah perubahan yang positif di dunia ini dan hidupmu akan diberkati dengan kebahagiaan.

Baca dan renungkanlah ayat-ayat di bawah ini.
1. Siapakah orang yang berbahagia? (Mazmur 119:1-3)

2. Apa yang harus kita lakukan untuk memenuhi panggilan Tuhan kepada sesama? (Matius 22:39).

3. Apakah satu cara yang nyata untuk mengasihi sesama? (Lukas 6:35).


SHARED BY
AL.Kira


Source:
AOC - JAKARTA

Saturday, July 30, 2011

Bahan Saat Teduh 30July2011

Hati yang gembira membuat muka berseri-seri, tetapi kepedihan hati mematahkan semangat. (Amsal 15:13)

Antusias tidak selalu mudah dilakukan. Kita semua mengalami naik dan turunnya emosi. Bagaimana kita dapat meningkatkan emosi kita bilamana kita merasa ”down” (tidak semangat) dan tidak antusias dalam hidup ini?

Frank Gettger, seorang bintang baseball yang menjadi salesman yang berhasil, berkata: ”Untuk menjadi antusias, bersikaplah antusias.” Ringan tangan, tersenyum, bantulah orang lain, lakukan hal-hal yang positif dan proaktif. Gettger berkata, ”Paksakanlah dirimu untuk bersikap antusias dan emgkau akan antusias.” Bila kita melakukan dan bertindak antusias, maka perasaan kita akan mengikuti perasaan kita.

Antusias tidak hanya membuat hidup kita bergairah, tetapi juga menggairahkan hidup orang lain. Antusias adalah hal yang cepat menular.

Antusias menularkan semangat hidup. Antusias membuat kita menyukai dan menikmati hidup yang Tuhan berikan. Berikanlah antusias selama beberapa hari dan rasakan perbedaannya!

Baca dan renungkanlah ayat-ayat di bawah ini.
1. Hal apa yang mematahkan semangat? (Amsal 15:13)

2. Apa yang akan terjadi kepada orang yang semangatnya patah? (Amsal 17:22)

3. Apakah yang dapat dilakukan oleh orang yang bersemangat? (Amsal 18:14)


SHARED BY
AL.Kira


Source:
AOC - JAKARTA

Friday, July 29, 2011

Bahan Saat Teduh 29July2011

Daud Allah telah menyatakan: Aku telah mendapat Daud bin Isai, seorang yang berkenan di hati-Ku dan yang melakukan segala kehendak-Ku. (Kisah Para Rasul 13:22)

Ada beberapa persamaan dan perbedaan antara kehidupan Samson dan Daud. Mereka sama-sama dipilih dan diurapi oleh Tuhan. Mereka dipilh untuk menjadi pemimpin bagi bangsa Israel ketika bangsa Israel melawan bangsa filistin.

Tetapi akhir kehidupan Samson dan Daud sangat berbeda. Samson hidup untuk menyenangkan hatinya sendiri. Ia mengikuti hawa nafsunya dan jatuh ke tangan Delilah. Panggilannya menjadi pudar dan ia semakin jauh dari Tuhan. Hidupnya berakhir dengan tragis.

Sebaliknya Daud hidup untuk menyenangkan hati Tuhan. Ia bergantung dan mencari kehendak Tuhan. Sebelum berperang ia meminta petunjuk Tuhan. Tuhan menyertai dan memberi kemenangan. Dalam kejayaannya, Daud tidak melupakan Tuhan. Melihat tabut Allah tinggal di tenda, sementara ia tinggal di istana, hatinya tergerak untuk membangun bait Allah. Dalam kelemahannya, Daud tidak menjauhi Tuhan. Sebaliknya, ia mengakui dosanya dan bertobat. Itulah sebabnya ia berkenan di hati Tuhan.

Baca dan renungkanlah ayat-ayat di bawah ini.
1. Siapakah Daud di hadapan Allah? (Kisah Para Rasul 13:22)
2. Mengapa Tuhan tidak berkenan kepada Saul? (I Samuel 13:13)
3. Apakah yang Tuhan lihat dari Daud? (I Samuel 16:7)


SHARED BY
AL.Kira


Source:
AOC - JAKARTA

Thursday, July 28, 2011

Bahan Saat Teduh 28July2011

“Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah.” Roma 8:28

Winston Churchill berkata: “Orang yang pesimis melihat kesulitan dalam setiap kesempatan, orang yang optimis melihat kesempatan dalam setiap kesulitan.”

Bagaimana kita melihat kehidupan ini? Dengan pesimis atau optimis? Ketika 12 pengintai di kirim untuk mengintai tanah Kanaan, yang dijanjikan oleh Tuhan kepada bangsa Israel; mereka kembali dengan sikap pesimis. Mereka gentar melihat bangsa Kanaan yang perawakannya besar dan melihat diri mereka seperti belalang.

Tetapi Yosua dan Kaleb memilki visi yang berbeda. Mereka begitu optimis melihat tanah perjanjian yang penuh susu dan madu itu. Mereka melihat Tuhan yang lebih besar daripada bangsa Kanaan dan Tuhan yang sanggup menepati janji-Nya. Dalam setiap kesulitan, tersembunyi kesempatam-kesempatan untuk belajar, bertumbuh, dan bergantung kepada Tuhan!

Baca dan renungkanlah Bilangan 13:25-33
1. Bagaimanakah keadaan tanah negeri yang Tuhan berikan kepada bangsa Israel? (ayat 27)

2. Apakah respon 10 pengintai? Apakah respon Kaleb? (ayat 28-33)

3. Apa yang terjadi kepada bangsa Israel ketika merka mendengar perkataan yang negatif? (Bilangan 14:1-4)

4. Bacalah keseluruhan Bilangan 14, apakah akibat bagi bagi mereka yang pesimis dan bagi Yosua dan kaleb yang optimis?


SHARED BY
AL.Kira


Source:
AOC - JAKARTA

Wednesday, July 27, 2011

AFRAID TO BE FAIL?

Takut gagal adalah raksasa pertama yg hrs dikalahkan utk menuju keberhasilan.
Tdk pernah mencoba, tdk akan pernah berhasil.
Meski akhirnya tenggelam minimal Petrus berani keluar dari Perahu dan merasakan berjalan di atas air.
Tapi, hei... Dia tetap survive tuh...
Ayo keluar dari perahu!
Keep Believing, Keep Trying, Keep Winning!!!

ENGLISH TRANSLATOR:Scare of failing is the first giant that we need to fight to get the success
Never Try, never get the success
Although in the end Simon Peter drown, but at least he got chance out from the boat and feel how to walk on the water
But, Hey... He still survive
Let's we out from out boat!!
Keep Believing, Keep Trying and Keep Winning !!!


CREATED BY
Leo Immanuel

Bahan Saat Teduh 27July2011

“Tetaplah berdoa.” I Tesalonika 5:17

George McCluskey setiap hari ia berdoa selama satu jam karena ia ingin anak-anaknya menjadi pengikut Tuhan. Setelah beberapa saat, ia juga mendoakan cucu-cucu dan cicit-cicitnya. Setiap hari antara jam 11-12  siang, ia berdoa untuk ketiga generasi berikutnya.

Tahun demi tahun, kedua anak perempuannya menyerahkan hidupnya pada Kristus dan menikah dengan pria yang melayani Tuhan fulltime. Kelima anak mereka menikah dengan pendeta atau menjadi pendeta.

Ada 2 anak laki-laki yang lahir dari generasi pertama ini. Setelah lulus dari SMA, kedua saudara sepupu ini masuk perguruan tinggi yang sama dan menjadi teman sekamar. Ketika mereka memasuki tahun kedua, salah seorang dari mereka memutuskan untuk melayani Tuhan fulltime. Satunya lagi memutuskan untuk meneruskan sekolahnya dalam bidang psikologi.

Ia mendapatkan gelar doktor dan menulis buku-buku untuk pendidikan anak yang best sellers. Ia memulai satu program radio yang didengar oleh lebih dari 1000 stasiun radio setiap hari. Orang ini bernama James Dobson.

Melalui doa-doanya, George McCluskey mempengaruhi lebih dari satu generasi.

Baca dan renungkanlah Yakobus 5:16
1. Apakah kehendak Tuhan untuk kita lakukan?

2. Doa siapakah yang di dengar Tuhan?

3. Sudahkah Anda mendoakan keluarga Anda?

4. Mulailah berdoa bagi mereka setiap hari


SHARED BY
AL.Kira

Source:
AOC - JAKARTA

Tuesday, July 26, 2011

Bahan Saat Teduh 26July2011

“Domba-domba-Ku mendengarkan suara-Ku dan Aku mengenal mereka dan mereka mengikut Aku.” Yohanes  10:27

Erik Wiehenmeyer mencapai puncak gunung  Everest pada tanggal 15 Mei 2001. 90% dari semua pendaki yang mencoba mendaki telah gagal. Sejak tahun 1953, 165 orang sudah meninggal dunia karena mencoba untuk mencapai puncak gunung tesebut. Erik adalah salah satu dari sedikit orang yang berhasil menaklukkan Everest. Yang lebih menakjubkan, Erik adalah seorang tuna netra sejak ia berusia 13 tahun.

Bagaimana ia bisa mencapai kesuksesan tersebut? Karena ia mendengar dengan baik. Ia mendengarkan sebuah lonceng yang diikatkan di punggung temannya yang ada di depannya. Ia mendengarkan instruksi dari teman-teman timnya yang meneriakkan arahan kepadanya. Ia mencapai puncak gunung karena ia mendengar dengan baik.

Kita semua perlu belajar mendengar dengan baik. Bila kita ingin mencapai ”puncak” dalam hubungan kita dengan sesama dan dengan Tuhan, kita perlu belajar untuk mendengar. Ambilah komitmen untuk senantiasa mendengar dan taat akan firman Tuhan agar kita beroleh perkenanan.

Baca dan renungkanlah Yohanes 10:27-28
1. Siapakah yang mendengarkan suara Tuhan? (ayat 27a)

2. Domba yang mendengarkan suara Tuhan Tuhan akan ..... dan mereka akan mengikut Tuhan (ayat 27b).

3. Orang yang dengar-dengaran akan suara Tuhan, Tuhan akan memberikan ..... dan mereka pasti tidak akan binasa ..... (ayat28).


SHARED BY
AL.Kira


Source:
AOC - JAKARTA

Bahan Saat Teduh 25July2011

“Jadi akhirnya, saudara-saudara, semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji, pikirkanlah semuanya itu.”  Filipi  4:8

Seorang kepala suku Indian bercerita tentang “pergumulan di dalam batin”. Ia berkata bahwa pergumulan dalam batin itu ibarat dua anjing yang bertarung di dalam diri kita. Anjing yang baik ingin melakukan yang benar dan anjing yang jahat ingin melakukan yang salah. Kadang-kadang anjing yang baik lebih kuat dan memenangkan pertarungan tersebut, tetapi kadang-kadang anjing yang jahat memenangkan pertarungan tersebut. Lalu salah seorang bertanya: ”Lalu siapa yang menang pada akhirnya?” Kepala suku itu menjawab: ”Yang menang adalah yang kita beri makan.”

Bila kita memberi makan pada yang baik, maka yang baiklah yang menang. Bila kita memberi makan pada yang jahat, maka yang jahatlah yang menang. Oleh karena itu kita perlu berhati-hati dalam ”memberi makan” pada pikiran dan hati kita. Kita harus memberi makan yang baik-baik buat pikiran dan hati kita, maka kita akan menjadi orang yang hidup dalam kebenaran.

Berdoa dan bersaat teduhlah setiap hari karena itu adalah ”makanan” bagi pikiran dan jiwamu. Ambilah keputusan untuk setia bersaat teduh setiap hari.

Baca dan renungkanlah Yakobus 4:4-8
1. Orang yang yang tidak setia atau duniawi siapakah dia di hadapan Allah? (ayat 4)
2. Allah sangat menentang orang yang congkak, tetapi Allah mengasihi siapa? (ayat 6)
3. Alkitab berkata kita harus tunduk kepada Allah dan melawan ..... dan kita diperintahkan juga untuk ..... agar Allah mendekat kepada kita. (ayat 7-8)



SHARED BY
Al.Kira

Source:
AOC - JAKARTA

Sunday, July 24, 2011

Bahan Saat Teduh 24July2011

“Bebaskan mereka yang diangkut untuk dibunuh, selamatkan orang yang terhuyung-huyung menuju tempat pemancungan.” (Amsal 24:11)

Joni (bukan nama sebenarnya) pernah kecanduan obat-obatan terlarang. Hidupnya hancur, beberapa kali ia hampir meninggal. Kini, Joni telah menjadi seorang murid Kristus. Ia telah belajar dari firman Allah bahwa mereka yang mati tanpa Kristus, akan terpisah dari Dia dalam kekekalan.

Suatu hari, sewaktu Joni berjalan-jalan di sepanjang jalanan yang ramai, ia mulai melihat orang-orang yang sedang berbelanja dan bergerak cepat. Mereka adalah orang-orang yang menuju kebinasaan. Dengan kepedulian yang mendalam, Joni berkata, “Orang-orang ini tidak boleh binasa!”

Salomo memohon, “Bebaskan mereka yang diangkut untuk dibunuh, selamatkan orang yang terhuyung-huyung menuju tempat pemancungan” (Amsal 24:11). Ia juga memperingatkan bahwa begitu mata kita terbuka, kita tidak bisa bertindak seolah-olah kita tidak tahu apa yang harus dilakukan. Allah, yang menimbang hati kita dan menjaga jiwa kita, tahu bahwa kita tahu, dan menuntut kita bertanggung jawab untuk bertindak (ayat 12).

Pikirkanlah kenalan-kenalan Anda yang hidup tanpa Kristus. Mereka tidak boleh mati tanpa Dia! Yesus berkata, “Dan setiap orang yang hidup dan yang percaya kepada-Ku, tidak akan mati selama-lamanya” (Yohanes 11:26). Apakah Anda akan memberitakan kabar baik ini kepada mereka?

Baca dan renungkanlah Amsal 24:10-12 dan Yohanes 11:25-26
1. Siapakah orang yang harus kita bebaskan dan selamatkan? (Ams 24:11)
2. Siapakah Yesus? (Yoh 11:25)
3. Apa yang akan terjadi bila kita percaya kepada Yesus? (ayat 25-26)


SHARED BY
Al.Kira
Source:
AOC - JAKARTA

Saturday, July 23, 2011

Bahan Saat Teduh 23July2011

“Jadi janganlah malu bersaksi tentang Tuhan kita.” (II Timotius 1:8)

Di dalam tugasnya memberitakan Injil, Paulus sangat menyadari dan memahami tentang resiko yang harus ia tanggung, baik secara fisik maupun psikis. Hal ini terungkap di dalam beberapa suratnya. Misalnya, II Korintus 11:23-28, Filipi 1:12-14, dll.

Paulus mengharapkan muridnya, yaitu Timotius, dapat mengikuti teladannya. Rasul Paulus tidak malu di dalam memberitakan Injil tentang Yesus Kristus. Sebaliknya, Paulus merasa berhutang pemberitaan Injil terhadap orang Yunani, maupun kepada orang bukan Yunani, kepada orang terpelajar, maupun kepada orang tidak terpelajar (Roma 1:14).

Sejarah mencatat bahwa Paulus juga tidak pernah takut menderita di dalam pemberitaan Injil Yesus Kristus. Mengapa bisa demikian? Karena Allah memampukannya untuk menanggung penderitaan di dalam memberitakan Injil. Kekuatan Allah itulah yang menjadi jawaban sekaligus penghiburan bagi dia di dalam memberitakan Injil.

Bagaimana dengan kita sebagai orang-orang yang sudah diselamatkan? Mungkin ada konsekuensi-konsekuensi fisik dan psikis yang akan kita alami di dalam memberitakan Injil. Namun kita percaya bahwa Allah akan memberikan kekuatan dan penghiburan-Nya.

Baca dan renungkanlah Filipi 1:12-14 dan II Timotius 1:7-8.
1. Mengapa rasul Paulus dipenjarakan? (Fil 1:13)
2. Apa yang Tuhan berikan kepada kita? (II Tim 1:7)
3. Apa yang harus kita lakukan sebagai pengikut Kristus? ( II Tim 1:8)


SHARED BY
Al.Kira

Source:
AOC - JAKARTA

Friday, July 22, 2011

Bahan Saat Teduh 22July2011

“berkasutkan kerelaan untuk memberitakan Injil damai sejahtera.” (Efesus 6:15)

Mengapa Paulus tidak mengatakan “biarlah dengan mulutmu engkau memberitakan Injil damai sejahtera”, tetapi memakai istilah “berkasutkan”? Kasut adalah alas kaki, pelindung kaki. Kasut berkaitan dengan langkah-langkah kaki kita, artinya berkaitan dengan gerak-gerik kita. Tuhan ingin agar kita memberitakan Injil damai sejahtera dalam setiap gerak-gerik kita.
Banyak orang yang hanya bisa memberitakan Injil lewat mulut, tapi pada praktiknya hidupnya tidak berpadanan dengan Injil itu. Akibatnya ia tersandung dan orang yang mendengar pemberitaannyapun ikut tersandung dan jatuh dalam sungut-sungut. Akhirnya nama Tuhan tidak dipermuliakan tetapi, sebaliknya, dipermalukan.

Ketika kita memberitakan Injil di sekeliling kita, maka pertama sekali yang dilihat orang adalah kehidupan kita. Bagaimana mungkin kita berkata “didalam Tuhan Yesus ada damai sejahtera” sementara di tengah-tengah keluarga kita tidak ada damai sejahtera. Suami dan istri tidak pernah satu hati, sering bertengkar, bahkan bertengkar hebat sampai semua tetangga mendengar. Bagaimana mungkin kita memberitakan pertobatan kalau kita sendiri masih belum bertobat. Mari milikilah hidup yang berpadanan dengan Injil.

Baca dan renungkanlah Efesus 6:11-15
1. Apa yang harus kita kenakan untuk melawan tipu muslihat iblis? (ayat 11)
2. Siapa yang menjadi musuh kita? (ayat 12)
3. Apa yang harus dikenakan untuk memberitakan injil damai sejahtera? (ayat 15)
4. Bagaimana seharusnya hidup  kita bila dihubungkan dengan Injil?(Filipi 1:27)


SHARED BY
Al.Kira


Source:
AOC - JAKARTA

Thursday, July 21, 2011

Bahan Saat Teduh 21July2011

"Tidak ada seorangpun yang dapat datang kepada-Ku, jikalau ia tidak ditarik oleh Bapa yang mengutus Aku." (Yohanes 6:44)

Kita perlu menghilangkan mentalitas "harus memenangkan mereka". Orang tidak akan beriman kepada Kristus karena kepandaian kita "memaksa" mereka untuk percaya. Kita harus menyadari bahwa jika kita "memenangkan" seseorang untuk Kristus, ia belum tentu benar-benar diselamatkan.

D.L. Moody sedang naik kereta api ketika seorang pemabuk datang kepadanya dan berkata, "Tuan Moody, saya adalah salah seorang yang bertobat karena Anda." Moody menjawab, "Saya khawatir Anda benar, karena nampak jelas Anda bukan petobat milik Tuhan." Pemabuk itu bisa saja menerima perkataan Moody, tetapi pemabuk itu tidak menerima firman Tuhan.

Tentu saja kita masih takut gagal dan ditolak. Tidak ada perasaan yang lebih kuat di dunia ini daripada perasaan-perasaan tersebut. Namun kita harus ingat bahwa Yesus yang mereka tolak, bukan kita. Tidak ada seorangpun yang dapat datang kepada Anda, jikalau ia tidak ditarik oleh Bapa yang mengutus Anda.

Keberhasilan kita bukanlah membawa seseorang kepada Kristus. Keberhasilan adalah memancarkan hidup kristiani, bersaksi tentang Injil, dan mempercayakan hasilnya kepada Allah.

Baca dan renungkanlah Kisah Para Rasul 13:4-12
1. Siapakah yang berperan aktif dalam menetapkan ladang pelayanan seseorang? (ayat 4)
2. Apakah langkah selanjutnya dari Paulus dan Barnabas? (ayat 5-6)
3. Apa yang menjadi strategi iblis dalam menghalagi Injil? (ayat 10)
4. Apa hasil dari pemberitaan Injil? (ayat 12)


SHARED BY
Al.Kira


Source:
AOC - JAKARTA

Wednesday, July 20, 2011

Bahan Saat Teduh 20July2011

“… haruslah dengan lemah lembut dan hormat, dan dengan hati nurani yang murni,…” (I Petrus 3:15-16)

Bagaimana bersaksi tanpa berdebat? Jawabannya haruslah lembut, berkaitan, dan dapat bertahan lama. Friendship evangelism  adalah suatu cara penting untuk menarik orang-orang kepada perubahan yang Kristus sedang perbuat dalam diri kita (I Petrus 3:15).

Dari 100 pertobatan, hanya 15 orang yang mengenal Kristus melalui acara seperti Kebaktian Kebangunan Rohani. Sedangkan 85 orang lainnya mengenal Kristus melalui kesaksian pribadi. Oleh karena itu betapa pentingnya bagi kita untuk berbicara kepada sesama tentang Kristus.

Jika Anda tidak pernah membuka mulut tentang hal ini, Anda keliru. Mungkin Anda mengira Anda tidak dapat melakukan banyak perubahan, tetapi sesungguh Anda dapat. Coba pertimbangkan cerita berikut ini sebagai contoh.

Pada suatu petang seorang diaken, karena alasan yang hanya dimengerti oleh ia sendiri, mengesampingkan sebuah kartu pelayanan kunjungan gereja yang telah diisi oleh seseorang yang menghendaki kunjungan di rumahnya. Pada minggu itu, Presiden John F. Kennedy terbunuh. Yang membuat diaken itu terpukul, hari Selasa minggu depannya ia kembali untuk melihat kartu-kartu kunjungan, nama pada kartu yang ia sisihkan itu adalah: Lee Harvey Oswald, orang yang menembak presiden.

Baca dan renungkanlah I Petrus 3:15 dan I Tesalonika 2:2-12
1. Apa yang harus kita lakukan ketika ada orang yang berdebat tentang injil yang kita sampaikan? (I Prt 3:15)
2. Apa yang membuat kita berani memberitakan Injil? (I Tes 2:2)
3. Apa yang harus dilakukan dalam friendship evangelism? (I Tes 2:7-8)


SHARED BY
Al.Kira

Source:
AOC - JAKARTA

Tuesday, July 19, 2011

Bahan Saat Teduh 19July2011

“Ya, kami hidup, supaya kami dapat memberitakan Injil ...” (II Korintus 10:16)

Penginjilan itu lebih dari sekadar metode; penginjilan adalah sebuah BERITA. Berita tentang kasih Allah, tentang dosa manusia, tentang kematian Kristus, tentang penguburan-Nya, dan kebangkitan-Nya.

Penginjilan adalah BERITA tentang pengampunan dosa dari Allah. Penginjilan adalah berita yang menuntut suatu tanggapan (menerima Injil itu dengan iman), lalu menjadi murid Tuhan. Istilah "penginjilan" mencakup segala cara untuk memberitakan KABAR GEMBIRA tersebut. Tujuannya ialah supaya orang-orang mengerti bahwa Allah menawarkan keselamatan dan supaya mereka menerima keselamatan itu dengan iman, lalu hidup sebagai murid-Nya.
Penginjilan itu sendiri ialah pemberitaan bahwa Kristus yang dikenal dalam sejarah dan dari Kitab Suci adalah Juru Selamat dan Tuhan. Adapun tujuan pemberitaan itu ialah supaya orang-orang mau datang kepada-Nya secara pribadi dan dengan demikian mereka diperdamaikan dengan Allah.

Waktu kita mengundang agar orang mau menerima Kristus, kita tidak boleh menyembunyikan hal-hal yang seharusnya dilakukan oleh seorang murid Yesus.  Hasil dari penginjilan mencakup hidup patuh kepada Kristus, menggabungkan diri dengan gereja-Nya, dan melayani Tuhan dengan penuh tanggung jawab di dunia ini.

Baca dan renungkanlah I Korintus 15:1-4 dan II Korintus 10:16
1. Apa manfaat Injil bagi kita? (I Kor 15:2)
2. Apakah yang menjadi berita dari Injil (I Kor 15:3-4)
3. Apa alasan Paulus hidup di dunia ini? (II Kor 10:16). Biarlah ini juga menjadi alasan kita hidup.


SHARED BY
Al.Kira


Source:
AOC - JAKARTA

Monday, July 18, 2011

Bahan Saat Teduh 18July2011

“Janganlah kamu menimbulkan syak dalam hati orang.” (I Korintus 10:32)

Orang Kristen yang terlalu eksklusif atau kaku di dalam pergaulan atau persahabatannya akan kehilangan banyak kesempatan untuk menolong orang lain memperoleh keselamatan. Sebaliknya, orang Kristen yang aktif atau kreatif menyenangkan lingkungan sekitarnya secara tepat dan benar akan menghasilkan suatu penginjilan yang sangat efektif.

Paulus dapat menjadi teladan bagi kita di dalam hubungan sosial atau bermasyarakat. Ia menyenangkan bagi banyak orang tanpa harus terlibat atau ikut-ikutan melakukan dosa. Selama tidak terlibat atau ternodai dengan dosa, apa salahnya menyenangkan orang lain? Mungkin seperti itulah kira-kira pandangan Paulus.

Kasih semestinya menyenangkan tanpa harus dicampur atau dibumbui dengan dosa. Keramahan, sopan santun, perhatian, kepedulian, memberi, menolong, memikirkan kepentingan orang lain merupakan hal-hal yang dapat menyenangkan orang lain.

Pergaulan atau persahabatan dengan orang-orang berdosa yang dijalin dengan benar dan penuh kasih yang berasal dari Allah akan menolong orang lain untuk memperoleh keselamatan. Bukankah Yesus telah melakukan hal seperti itu terhadap Zakheus, Matius Si Pemungut Cukai, Kepala Perwira Roma, dan lain-lain?

Baca dan renungkanlah I Korintus 9:19-23; 10:32-33
1. Hal apa yang harus kita hindari supaya bisa menjadi seorang pemberita injil yang efektif? (ayat 10:32)
2. Hal apa yang harus kita lakukan supaya bisa menjadi pemberita injil yang efektif? (ayat 9:19-22 dan 10:33)


SHARED BY
Al.Kira

Source:
AOC - JAKARTA

Sunday, July 17, 2011

Bahan Saat Teduh 17July2011

Menjadi saksi Kristus itu adalah menjadi seorang martir. Barangsiapa mengikut Kristus harus siap bersaksi tentang Dia, bahkan harus siap mati demi Dia. Memang kita perlu hikmat supaya kita tidak terjebak pada orang-orang yang hendak mencelakakan kita. Artinya, tatkala di dalam bersaksi itu ternyata ada bahaya yang terjadi, jika memang masih ada kesempatan bagi kita melepaskan diri, tentu dengan hikmat kita mengambil kesempatan tersebut. Tuhan masih akan memakai kita lagi, tugas kita belum selesai.
Jika kita siap mati, maka kita siap bersaksi melalui hidup kita demi kemuliaan-Nya lebih efektif dan efisien lagi. Ketika memutuskan untuk mengikuti Tuhan Yesus, mungkin keluar dari mulut kita “Aku akan sungguh-sungguh hidup bagi-Mu Tuhan, sampai akhir hidupku.” Namun mungkin kini banyak kita yang sekian lama sudah lupa akan komitmen tersebut.

Kini saatnya untuk mengingat dan melaksanakannya kembali. Mari komitmen mulai hari ini untuk selalu mempergunakan hari-hari kita sebagai saksi Kristus, memberkati, untuk memberi semangat bagi yang patah semangat.

Baca dan renungkanlah Kisah Para Rasul 1:6-8.
1. Menurut Yesus, perlukah para murid mengetahui masa pemulihan Israel jasmaniah? (ayat 6-7)

2. Namun, pemulihan apakah yang lebih penting bagi Yesus? (ayat 8)

3. Bagaimanakah caranya? (ayat 8)

4. Di mana sajakah Anda SUDAH menjadi saksi Tuhan Yesus? Di mana sajakah Anda BELUM menjadi saksi Tuhan Yesus? Apakah Anda siap mati atau hidup bagi Tuhan? Apa tekad Anda hari ini?


SHARED BY
Al.Kira

Source:
AOC - JAKARTA

Saturday, July 16, 2011

Bahan Saat Teduh 16July2011

Jadilah benih yang baik (Matius 13:24, 36-38) supaya kita menghasilkan buah-buah dalam kehidupan kita yang baik pula. Tanamkanlah diri kita di dalam Kerajaan Allah di tengah-tengah masyarakat dunia yang asing akan Kerajaan itu. Jadilah anak-anak Kerajaan Allah, yaitu benih yang baik, sehingga tanaman itu bisa tumbuh tanpa gangguan dan paksaan.

Dunia sedang menunggu saatnya anak-anak Allah itu dinyatakan. Tunjukkanlah kepada dunia siapa kita yang sebenarnya. Yesus berkata: “Sebagaimana Aku diutus oleh Bapa, demikian juga Aku mengutus kamu.” Manusia di dunia ini perlu melihat bagaimana artinya menjadi anak Allah. Jadilah teladan (I Petrus 5:3), jadilah model sehingga orang lain mengikuti Anda karena Anda menjadi pengikut Kristus (I Korintus 11:1).

Siap sedialah utusan-utusan atau ambasador Kristus (II Korintus 5:18-20) yang berjalan dengan otoritas yang penuh. Diberi mandat dan kuasa untuk pelayanan pendamaian. Banyak orang yang hatinya sudah siap mendengar pesan-pesan tentang pendamaian dari kita. Mereka itu orang-orang yang sudah siap mendengar Injil.

Baca dan renungkanlah II Korintus 5:18-20
1. Pelayanan apakah yang dipercayakan kepada kita? (ayat 18)

2. Apakah isi berita pendamaian itu? (ayat 19)

3. Apakah nasihat yang disampaikan oleh seorang utusan Kristus? (ayat 20).

4. Siap atau tidak siap, Anda adalah utusan Kristus. Jangan takut!


SHARED BY
Al.Kira


Source:
AOC - JAKARTA

Friday, July 15, 2011

Bahan Saat Teduh 15July2011

Yesus tidak memanggil kita untuk mati bagi-Nya. Tetapi Yesus memanggil kita untuk hidup bagi-Nya untuk memberitakan Injil-Nya. Perintah Tuhan Yesus itu meminta kita “pergi”, berarti kita harus “keluar” untuk menjadi saksi. Di mana, kapan dan untuk siapa saja. Mungkin tempat itu adalah kantor, kampus, pasar, di atas kereta api, bus, pesawat, alun-alun dan rumah kita sendiri.

Menjadi saksi Kristus, melibatkan seluruh kehidupan kita, tidak hanya kata-kata saja. Bagaimana kita dapat menaati perintah-Nya untuk menjadi saksi itu?
Menjadi garam (Matius 5:13) itu fungsinya menggarami sekeliling kita. Hidup di hadapan manusia dan Tuhan untuk membagikan rasa yang enak bagi orang-orang di sekitar kita. Juga, memerangi ketidakbaikan dan menularkan pengaruh yang positif pada masyarakat di sekitar kita.

Menjadi terang (Matius 5:14-16) itu mengusir kegelapan. Menjadi terang di depan manusia, sehingga mereka melihat perbuatan baik kita, dan membawa kepada Tuhan. Perbuatan baik kita bisa membawa orang lain memuji Tuhan.

Jadilah saksi, garam dan terang dunia, menjadi teladan, menjadi anak-anak Allah yang membawa pesan-pesan pendamaian.

Baca dan renungkanlah II Korintus 3:2-3
1. Menurut Anda, apakah artinya menjadi surat pujian? (ayat 2)

2. Surat Kristus ditulis dengan apakah? Pada apakah? (ayat 3)

3. Sudahkah Anda menjadi surat Kristus yang hidup, yang dapat dibaca oleh semua sahabat Anda?


SHARED BY
Al.Kira


Source:
AOC - JAKARTA

Thursday, July 14, 2011

Bahan Saat Teduh 14July2011

Amat keliru jika mengira pemberitaan Injil adalah khotbah atau memaksa orang mendengar dan mengaku percaya. Berita Injil disampaikan terlebih dahulu melalui perbuatan. Tuhan Yesus melakukannya dengan menyembuhkan dan memulihkan kehidupan orang-orang,

Kehidupan kita seharusnya memberi pengaruh yang baik dan positif bagi orang lain, baik itu melalui sikap, perbuatan dan juga perkataan. Semua perbuatan kita merupakan sarana mengabarkan Injil kepada dunia. Sudahkah kehidupan kita menjadi berkat bagi sahabat kita?

Sebagaimana Tuhan berpesan kepada Yesaya agar bangsa Israel menjadi saksi bagi-Nya, kita juga adalah Israel-israel rohani yang seharusnya menjadi saksi bagi Dia di tengah dunia ini. Kita diutus untuk memberi kesaksian mengenai Yesus yang adalah Mesias menjadi terang bagi bangsa-bangsa.

Jika Yesus sudah menebus kita, masihkah kita menahan diri untuk bersaksi bagi nama-Nya? Kita adalah saksi Kristus yang menghidupi anugerah-Nya dan hidup untuk membawa jiwa yang terhilang kepada Kristus lewat kehidupan kita.

Baca dan renungkanlah Yesaya 43:8-21
1. Siapakah satu-satunya juruselamat? (ayat 11)

2. Atas hal apakah kita menjadi saksi-Nya? (ayat 12)

3. Siapakah yang akan memberitakan kemasyhuran Tuhan? (ayat 21)

4. Siapkah Anda?


SHARED BY
Al.Kira


Source:
AOC - JAKARTA

Wednesday, July 13, 2011

Bahan Saat Teduh 13July2011

Bersaksi adalah menceritakan apa yang kita alami bersama Tuhan. Memberitahukan kepada orang lain, apa yang Tuhan perbuat terhadap diri kita. Memberitahukan karya dan kasih Tuhan kepada orang-orang yang berada di luar gereja.

Biasanya di pengadilan, seorang saksi dihadirkan tugasnya untuk menceritakan dengan jujur dan benar apa yang diketahuinya saja. Ia tidak perlu membela diri, berdebat, atau berusaha meyakinkan orang lain. Orang lain mau percaya atau tidak, yang penting adalah saksi tersebut telah menceritakan dengan jujur dan benar. Ceritakanlah saja hal-hal yang Anda ketahui, yang penting ceritakan dengan jujur dan benar.

Ada sebuah tips agar kita dapat masuk dengan mulus untuk bersaksi. Misalnya ketika Anda bertemu dengan seseorang. Biasanya kita berbasa-basi dengan berkata, “Hallo, apa kabar?” Mungkin dia akan bertanya balik tentang kabar Anda. Maka Anda bisa menjawab dengan jawaban yang memancing: “Keadaan saya lebih baik daripada waktu-waktu lalu.” Kalau dia bertanya, “Apakah Anda telah mengalami waktu yang buruk?” Maka terbukalah kesempatan bagi Anda untuk mulai bersaksi.

Baca dan renungkanlah Kisah Para Rasul 16:27-34.
1. Masalah apakah yang dihadapi oleh kepala penjara itu? (ayat 27)

2. Apa respon Paulus? (ayat 28)

3. Bagaimana Paulus memakai kesempatan itu? (ayat 31-32)

4. Renungkanlah sejenak, apakah banyak kesempatan yang terlewatkan dalam hidup anda untuk bersaksi? Sekaranglah waktunya kita menuai .


SHARED BY
Al.Kira


Source:
AOC - JAKARTA

Tuesday, July 12, 2011

Bahan Saat Teduh 12July2011

Bagi sebagian besar orang Kristen, istilah saksi dan bersaksi tentu saja bukan merupakan hal yang baru lagi. Saksi merupakan identitas kita sebagai orang yang sudah ditebus oleh Kristus. Identitas ini membawa kita kepada satu panggilan untuk memberitakan Kristus di dalam hidup kita.

Setelah kita menerima Kristus apakah ada yang berubah dari hidup kita? Ya, bahkan berubah 180 derajat. Paulus berkata hidup yang dahulu adalah sampah tetapi satu yang dia ketahui sekarang adalah Kristus. Setelah manusia diperdamaikan dengan Allah dan menjadi umat pilihan-Nya, inilah identitas kita: Saksi hidup bagi Injil Allah!

Kita harus mewartakan Injil di mana dan apapun posisi kita. Keindahan berita sukacita ini harus tampak dalam kehidupan sehari-hari lewat cara berbicara yang penuh kehangatan, sikap yang penuh sopan, penghargaan pada orang lain, dan sikap kasih kepada semua orang. Pengabaran Injil sangatlah perlu didukung dengan sikap dan perilaku yang mencerminkan berita itu sendiri. Siapkan dirimu!

Baca dan renungkanlah Yohanes 4:17-42
1. Apa kata perempuan itu dan mengapa? (ayat 17-19)

2. Lalu, apa tindakan sederhana yang dilakukan oleh perempuan itu? (ayat 28-29)

3. Dpakah Tuhan meneguhkan kesaksian perempuan itu? (ayat 39-42)

4. Lakukanlah bagian Anda seperti perempuan itu, maka Tuhan akan meneguhkannya. Mau?


SHARED BY
Al.Kira

Source:
AOC - JAKARTA

Monday, July 11, 2011

Bahan Saat Teduh 11July2011

Perintah pertama Yesus kepada para pengikut baru adalah “Mari, ikutlah Aku, dan kamu akan Ku-jadikan penjala manusia.” (Markus 1:17).

Perintah terakhir-Nya di bumi kepada murid-murid-Nya adalah: “Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi.” (Kisah Para Rasul 1:8). Sasaran ajaran-Nya disimpulkan dalam Amanat Agung, yaitu perintah Yesus kepada pengikut-Nya untuk pergi ke seluruh dunia dan memberitakan Injil pada setiap insan.

Sangat jelas dalam Perjanjian Baru bahwa menginjil bukan merupakan sebuah kegiatan khusus  pada waktu tertentu, tetapi terus berlangsung, baik secara pribadi maupun bersama-sama – khususnya kepada orang-orang yang menjadi sahabat, keluarga, kenalan, dan tetangga mereka.
Yesus di sumur (Yohanes 4), Andreas dengan saudaranya (Yohanes 1:41), Filipus dengan saudaranya (Yohanes 1:45), dan Paulus dalam penjara di Filipi (Kisah Para Rasul 16:22-34) adalah contoh-contoh yang jelas tentang menggunakan hubungan-hubungan mereka sebagai jembatan menyebarkan Injil.

Baca dan renungkanlah Kisah Para Rasul 1:1-4.
1. Apa yang mereka lakukan? (ayat 4)

2. Siapakah yang tersebar itu? (ayat 1)

3. Jadi, apakah tugas pemberitaan Injil hanya tugas para rasul atau pendeta?

4. Apa komitmen Anda hari ini? Nyatakanlah kepada langsung kepada Tuhan.


SHARED BY
Al.Kira


Source:
AOC - JAKARTA

Sunday, July 10, 2011

Bahan Saat Teduh 10July2011

Hidup Sebagai Keluarga

Efesus 2:19
“Demikianlah kamu bukan lagi orang asing dan pendatang, melainkan kawan sewarga dari orang-orang kudus dan anggota-anggota keluarga Allah,”

Yohanes 1:12 mengatakan bahwa kita yang percaya kepada Kristus diberi kuasa untuk menjadi anak Allah, jika kita adalah anak Allah, maka siapakah Allah? Bapa kita, bukan? Dan siapakah sesama anak-anak Allah? Saudara-saudara seiman. Hal ini menjadikan kita sebuah keluuarga besar di dalam Kristus, itulah gereja.

Ciri khas utama dari gereja adalah persekutuan kasih. Gereja bukanlah gereja tanpanya. Bahkan salah satu syarat dunia bisa menjadi percaya adalah dengan persatuan anak-anak Tuhan di dalam sebuah keluarga yang harmonis (Yohanes 17:21, 23). Setiap anak Tuhan wajib bersekutu bersama anak-anak Tuhan lainnya di sebuah gereja lokal. Di sanalah ada pengajaran, kesempatan melayani, ada nasehat, penghiburan kasih, bahkan sebuah teguran agar kehidupan kekristenan kita menjadi semakin dewasa.

Jika ada seorang anak Tuhan tidak mau bergaul dan berkumpul dengan anak-anak Tuhan lainnya maka pasti ada yang salah dengannya. Kerinduan seorang anak Tuhan adalah bersekutu bersama-sama anak Tuhan lainnya. Ciri yang paling menonjol dari persekutuan anak-anak Tuhan adalah persekutuan kasih yang membawa damai sejahtera bukan saja bagi mereka namun juga bagi orang-orang yang melihatnya. Selamat bergabung di gereja lokal dan selamat bertumbuh menjadi Kristen dewasa.

Baca dan renungkanlah Kisah Para Rasul 2:42-47
1.Dapatkah Anda melihat ciri persekutuan kasih anak-anak Tuhan? Apa sajakah itu?

2.Kapankah mereka bersekutu? (Ayat 46)

3.Bagaimana cara mereka menunjukkan sebuah tindakan kasih? (Ayat 45)

4.Sudahkah Anda bergabung di sebuah gereja lokal dengan ciri persekutuan kasih? Sudahkah Anda bergabung dengan sebuah kelompok kecil di gereja? Bergabunglah segera.


SHARED BY
Al.Kira

Source:
AOC - JAKARTA

Saturday, July 9, 2011

Bahan Saat Teduh 09July2011

Menjadi Anak-Anak Allah

Yohanes 1:12 “Tetapi semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya;”

Pemulihan hubungan yang Tuhan Yesus lakukan tidak tanggung-tanggung, kita diangkat menjadi anak Allah. Tidak ada hubungan yang lebih dekat selain sebuah keluarga, antara kepala keluarga dan anak-anaknya. Sebutan anak Allah bukanlah sebutan yang kita buat-buat sendiri, namun Allahlah yang memberikan predikat demikian terhadap seseorang yang menerima karya keselamatan Kristus di dalam hidupnya.

Kita dapat mengaku sebagai anak Sultan Brunei Darussalam, namun bagaimana jika sang Sultan menyangkalnya? Akan menjadi sesuatu yang berbeda jika Sang Sultan Brunei sendiri yang berkata bahwa kita ini adalah anaknya, bukan? Demikianlah halnya dengan kekristenan, kita tidak mengaku sebagai anak Allah, melainkan Allahlah yang mengakui kita sebagai anak-Nya, yang kita lakukan adalah meresponi panggilan-Nya.

Dari sini, kita bisa melihat bahwa inti keselamatan bukanlah masuk Surga, melainkan dipulihkannya hubungan antara manusia dengan Allah, masuk Surga adalah sebuah akibat dari hubungan yang dipulihkan. Ketika hubungan dengan Allah dipulihkan dan kita menjadi anak-anak Allah maka kita kembali menerima aliran kehidupan dari Allah, seperti sebuah ranting yang dicangkokkan pada sebuah pohon, kehidupan kembali mengalir ke dalamnya dan pada waktunya nanti ranting cangkokan tersebut akan berbuah.

1.Siapakah yang berseru bahwa kita ini anak Allah? (Roma 8:15-16)

2.Apakah berkat menjadi anak Allah? (Roma 8:17)

3.Apakah warisan di dalam Allah menurut Anda?


SHARED BY
Al.Kira

Source:
AOC - JAKARTA

A Letter from Dad and Mom


This Video is really touching our life and can change our life
Sometimes we always doing something rude to our dad and mom
We never think how tired they are when we are still young, but when they already old
we always scold them and think we are better than them

Start to love your dad and mom, although sometimes we think they are very irritating
but try to accept whatever they do to us without any complain

God Bless You and your family

Friday, July 8, 2011

Bahan Saat Teduh 08July2011

Percaya dan Mengaku

Roma 10:10 “Karena dengan hati orang percaya dan dibenarkan, dan dengan mulut orang mengaku dan diselamatkan.”

Yesus Kristus sudah datang ke dalam dunia membuka jalan perdamaian dengan Allah, apakah yang harus kita lakukan? Pertanyaan inilah yang juga diajukan oleh orang-orang Yahudi ketika Petrus berkhotbah sesaat setelah peristiwa loteng Yerusalem yang menghebohkan itu. Mereka bertanya: "Apakah yang harus kami perbuat, saudara-saudara?” (Kisah Para Rasul 2:37).

Jawaban Petrus sederhana saja: "Bertobatlah dan hendaklah kamu masing-masing memberi dirimu dibaptis dalam nama Yesus Kristus untuk pengampunan dosamu, maka kamu akan menerima karunia Roh Kudus.” (Kisah Para Rasul 2:38).

Kini, pertanyaannya adalah apakah yang Anda harus perbuat untuk keselamatan jiwamu? Jika Anda ragu-ragu atau bahkan tidak yakin bahwa jalan yang Anda jalani hari ini bukanlah jalan yang benar, bukankah sudah sepatutnya Anda datang kepada Kristus untuk menerima anugerah keselamatan? Bukankah sebuah kerugian dan kesia-sian jika Anda tetap berada di jalan yang salah dan kembali mengulang sejarah kesalahan bertahun-tahun, dari satu generasi kepada generasi berikutnya. Apakah kita juga akan mewarisi jalan yang salah itu kepada generasi-generasi setelah kita?

Pertanyaan: “Apakah yang harus aku lakukan?” Adalah sebuah pertanyaan fundamental yang akan merubah nasib kita dan keturunan kita ke arah yang lebih baik atau ke arah yang tetap salah, semuanya bergantung kepada respon kita hari ini.

Baca dan renungkanlah Kisah Para Rasul 2:36-39
1.Siapakah Yesus Kristus? (Ayat 36 & Matius 16:15-17)

2.Apakah jawaban Petrus bagi pertanyaan orang Yahudi? (Ayat 37-38)

3.Apakah efek dari pilihan kepada Kristus? (Ayat 39)

4.Maukah Anda hari ini menerima dan mengundang Yesus Kristus menjadi Tuhan dan Juruselamatmu? Berdoalah dan mintalah Dia masuk ke dalam hatimu. (Roma 10:9)


SHARED BY
Al.Kira


Source:
AOC - JAKARTA

Thursday, July 7, 2011

Bahan Saat Teduh 07July2011

Saved By Grace

Roma 10:9  “Sebab jika kamu mengaku dengan mulutmu, bahwa Yesus adalah Tuhan, dan percaya dalam hatimu, bahwa Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati, maka kamu akan diselamatkan.”

Apakah sedemikian mudah untuk diselamatkan? Hanya dengan hati percaya dan mulut mengaku? Tentu tidak, keselamatan adalah barang mahal, sangat mahal sehingga tidak seorangpun mampu membayarnya dengan apapun.

Ada banyak orang menyusahkan dirinya dengan berbagai perbuatan yang mereka pikir akan membawa mereka kepada Tuhan. Ada yang pergi bertapa dan mengasingkan diri di gunung-gunung, ada yang berpuasa, ada yang menyiksa diri bahkan sampai membunuh diri sendiri. Semua cara sudah dilakukan oleh manusia, termasuk cara-cara yang tidak masuk di akal. Segala cara manusia untuk mencapai Tuhan akan selalu berakhir dengan kegagagalan, karena bagaimana mungkin manusia biasa yang penuh dengan dosa dan kekurangan dapat mencapai Allah yang suci murni, Maha Besar dan Maha Kuasa, bukan?

Oleh karena keselamatan itu sangat mahal dan tidak ada yang sanggup membayarnya dengan apapun, hanya Dia yang Maha Kuasa dan Maha Besar yang sanggup melakukannya, melalui Yesus Kristus, lalu Allah memberikan keselamatan yang mahal itu kepada manusia, gratis, dengan syarat hati yang percaya dan mulut yang mengaku bahwa Yesus Kristus adalah Tuhan yang menjelma menjadi manusia, mati sengsara di kayu salib untuk keselamatan kita dan bangkit kembali 3 hari kemudian, lalu dia terangkat ke Surga untuk menyediakan tempat bagi kita dan akan datang kembali untuk menjemput kita agar bisa selama-lamanya bersama-sama dengan Dia di surga. Itulah inti berita injil (1 Korintus 15:1-4)

1.Apakah keselamatan adalah hal yang murahan? (1 Petrus 1:18-19)

2.Apakah dengan perbuatan sendiri kita dapat diselamatkan? Lalu dengan cara apakah kita diselamatkan? (Efesus 2:8-9)

3.Apakah anugerah? Anugerah adalah sesuatu yang tidak layak kita terima, sesuatu yang tidak kita lakukan untuk mendapatnya namun kita tetap memperolehnya sebagai hadiah, itulah anugerah. Renungkanlah anugerah terindah yang kita peroleh di dalam Kristus.


SHARED BY
Al.Kira


Source:
AOC - JAKARTA

Wednesday, July 6, 2011

Bahan Saat Teduh 06July2011

Yesus Sang Pemulih Hubungan

Yohanes 10:10 “............ Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan.”

Sejak rusaknya hubungan antara manusia dan Allah, manusia berusaha mencari Allah. Di dalam diri manusia ada pengetahuan dan kebutuhan akan sosok Yang Maha Kuasa. Pencaharian manusia akan Allah ini melahirkan agama, sehingga ada begitu banyak agama dan nama tuhan di dunia ini. Namun, apakah mereka berhasil? Tentu tidak, karena Allah itu Maha Kuasa dan Maha Besar, sehingga tidak ada seorang manusiapun bisa menjangkau-Nya, bahkan di dalam mimpipun tidak.

Ambillah sebuah contoh, apakah kita bisa sesuka hati bertemu dengan presiden? Tentu tidak bukan? Tidak mudah untuk bertemu dengan presiden, lain cerita jika sang presiden yang berkenan menemui kita. Nah, agama adalah usaha manusia untuk menjumpai Allah, bisakah manusia yang terbatas menjumpai Allah yang tak terbatas? Tentu tidak bukan? Lain cerita jika Allahlah yang berkenan menjumpai manusia, di sinilah peran Yesus Kristus.

Yesus  Kristus adalah perwujudan keinginan Allah untuk berjumpa dengan manusia dan memulihkan hubungan yang sempat rusak tersebut. Allah telah memilih jalan pendamaian hanya melalui Yesus Kristus, hanya melalui Dialah jalan kepada Allah yang berarti jalan kepada kehidupan dan keselamatan menjadi terbuka dan bisa kita lalui, sementara jalan yang lain tetap tertutup karena memang bukan berasal dari Allah.

1.Apakah alasan Allah membuka jalan kehidupan dan keselamatan melalui Yesus Kristus? (Yohanes 3:16)

2.Diangkat jadi apakah orang-orang yang percaya kepada Yesus Kristus? (Yohanes 1:12)

3.Apakah ada jalan alternatif buat manusia datang kepada Allah?  (Yohanes 14:6)


SHARED BY
Al.Kira


Source:
AOC - JAKARTA

Tuesday, July 5, 2011

Bahan Saat Teduh 05July2011

Hubungan Yang Rusak = Dunia Yang Rusak

Matius 22:37-38 “Jawab Yesus kepadanya: "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu. Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.”

Anda tentu tahu bahwa Alkitab adalah buku yang tebal dengan begitu banyak hukum dan aturan, yang mana yang harus kita dahulukan? Dapatkah kita melakukan semuanya? Dapatkah kita menghafal semuanya? Bagaimana jika tanpa sengaja - karena kita tidak sanggup menghafal satu persatu - kita melanggarnya?

Itulah yang kira-kira menjadi pemikiran seorang ahli Taurat ketika bertanya kepada Tuhan Yesus, dari semua hukum di Alkitab, manakah yang paling utama? Jawaban Tuhan Yesus sangat simpel namun bermakna: “Kasihilah Tuhan dan sesama.”

Dapatkah Anda mengerti bahwa menurut Tuhan Yesus, hukum yang terutama adalah sebuah hubungan antara manusia dengan Tuhan dan manusia dengan manusia yang berlandaskan kasih. Memang hubungan yang penuh kasih di Taman Eden sudah rusak, semenjak itu semua hubungan bukan berlandaskan kasih, melainkan nafsu, alias berlandaskan “apa keuntungannya buat aku”. Dari jenis hubungan yang berlandaskan nafsu inilah lahir penipuan, perselingkuhan, korupsi, penjilat, pengkhianatan, peperangan, dan masih banyak lagi hal-hal jahat lainnya.

Hubungan yang rusak ini hanya dapat dipulihkan melalui ketaatan seorang manusia sejati, Yesus Kristus yang akan kita pelajari pada minggu ini. (Roma 5:15; 1Korintus 15:22)
1.Bagaimanakah kita harus mengasihi Allah? Dapatkah Anda menjabarkannya menjadi sebuah tindakan kongkrit? (Matius 22:37)

2.Bagaimanakah kita harus mengasihi sesama manusia? Dapatkah Anda menjabarkannya menjadi sebuah tindakan kongkrit? (Matius 22:39)


SHARED BY
Al.Kira


Source:
AOC - JAKARTA

Monday, July 4, 2011

Bahan Saat Teduh 04July2011

Dosa = The Broken Relationship

Roma 3:23 “Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah”

Apakah sesungguhnya kemuliaan Allah tersebut? Apakah yang sesungguhnya telah Allah tarik dari kehidupan manusia? Apakah sesungguhnya akibat dosa tersebut?
Di Taman Eden. kehidupan Adam dan Hawa sungguh amat baik. Mereka memiliki hubungan yang sangat karib dengan Bapa. Akibatnya, kemuliaan di dalam diri Allah juga ada di dalam diri Adam dan Hawa. Semua binatang mengenali kemuliaan Allah ini di dalam diri mereka berdua, sehingga tidak mengherankan Adam dan Hawa dapat menguasai, menaklukkan, dan mengatur dunia ini (Kejadian 1:26-28; 2:19-20). Allah menjadikan Adam dan Hawa raja di dunia ini.

Yang Allah minta hanya ketaatan mereka. Namun, mereka gagal mentaati Allah (Kejadian 3:11). Akibatnya, mereka diusir dari Taman Eden (Kejadian 3:23-24), menandai putusnya hubungan Allah dengan manusia. Adam dan Hawa tidak lagi menerima aliran kehidupan dari Allah, mereka ibarat ranting yang patah dari pohon dan mati kering. Dari sinilah segala dosa dan kejahatan masuk.

Jadi, dosa mengakibatkan manusia kehilangan kemuliaan Allah, yaitu hubungan dengan Allah. Rusaknya hubungan dengan Allah mengakibatkan manusia kehilangan kehidupan Allah dan berarti kematian atau maut (Roma 6:23)

1.Apakah tujuan Tuhan bagi manusia ketika Dia menciptakan kita? (Kejadian 1:26-28; 2:19-20), Lalu bagaimanakah kehidupan manusia kini? Bagaimanakah dengan kehidupan Anda, apakah sudah seperti yang Allah maksudkan ketika menciptakan Anda?

2.Apakah menurut Anda, Anda perlu memperbaiki hubunganmu dengan Allah? Tahukah Anda bagaimana caranya?


SHARED BY
Al.Kira


Source:
AOC - JAKARTA

Sunday, July 3, 2011

Bahan Saat Teduh 03July2011

“Jadi pergilah dan pelajarilah arti firman ini: Yang Kukehendaki ialah belas kasihan dan bukan persembahan, karena Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, melainkan orang berdosa."  (Matius 9:13)

Tolonglah aku, ya Tuhan, supaya mataku penuh dengan BELAS KASIHAN sehingga aku tidak pernah mencurigai atau menilai orang atas dasar penampilan lahiriah, tetapi melihat apa yang indah dalam jiwa sesama dan selalu siap menolong mereka.

Tolonglah aku, ya Tuhan, supaya telingaku penuh dengan BELAS KASIHAN sehingga aku dapat memberi perhatian kepada kebutuhan sesamaku dan tidak bersikap acuh tak acuh terhadap penderitaan dan keluh kesah mereka.

Tolonglah aku, ya Tuhan, supaya lidahku penuh dengan BELAS KASIHAN sehingga aku tidak pernah berbicara jelek tentang sesamaku, tetapi selalu mengucapkan kata-kata penghiburan dan pengampunan untuk semua orang.

Tolonglah aku, ya Tuhan supaya tanganku penuh dengan BELAS KASIHAN dan penuh dengan perbuatan baik kepada sesamaku dan menanggung sendiri tugas-tugas yang sulit dan berat.

Tolonglah aku, ya Tuhan supaya kakiku penuh dengan BELAS KASIHAN sehingga aku dapat bergegas menolong sesamaku dengan mengalahkan kelelahan dan keletihan sendiri. Istirahatku yang sesungguhnya adalah melayani sesamaku.

Tolonglah aku, ya Tuhan supaya hatiku penuh dengan BELAS KASIHAN sehingga aku sendiri dapat merasakan semua penderitaan sesamaku. Aku selalu memberikan hatiku kepada mereka yang aku tahu, akan menyalahgunakan kebaikanku. Aku mau mengurung diriku dalam Hati Yesus yang maharahim. Aku akan menanggung penderitaanku sendiri dengan berdiam diri.

O Yesus, ubahlah diriku menjadi diri-Mu sendiri, sebab tidak ada hal yang mustahil bagi-Mu. (Buku Harian St. Faustina, no 163)

Baca dan renungkanlah Lukas 10:26-37
1. Apa yang mendasari Tuhan Yesus ketika dia menceritakan perumpamaan tentang orang Samaria? (ayat 27)
2. Apa yang membuat orang Samaria tersebut melayani orang yang terluka parah? (ayat 33)
3. Menurut Anda, apakah yang membuat Imam dan orang Lewi menolak untuk menolong orang yang sedang membutuh pertolongan? (ayat 31-32)


SHARED BY
Al.Kira


Source:
AOC - JAKARTA

Saturday, July 2, 2011

Bahan Saat Teduh 02July2011

“Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.” (Yohanes 3:16)

Pada suatu hari seorang ibu mendatangi Napoleon dan meminta pengampunan bagi putranya yang akan dihukum mati. Napoleon pun mengingatkan bahwa kejahatan anaknya sudah keterlaluan dan keadilan yang paling tepat bagi tindakan kriminal yang dilakukan anaknya adalah hukuman mati.

Begini jawaban si ibu, "Sir, not justice, but mercy." Yang aku mohon bukanlah keadilan, namun belas kasihan, demikian katanya.

Napoleon kemudian menjawab, "Tapi anakmu tidak layak menerima belas kasihan!"
"Tuan, bukanlah belas kasihan namanya jika ia layak menerimanya."
Napoleon tertegun sejenak, kemudian berkata, "Benar juga, Ibu benar, aku mau memberikan belas kasihan." Dan anaknya pun dibebaskan.

Belas kasih dianugerahkan kepada manusia yang sebenarnya tidak layak menerimanya. Itulah inti dasar dari sebuah belas kasihan. Kita manusia yang setiap hari berlumur dosa dan ganjaran yang sesuai adalah kebinasaan. Tapi lihatlah betapa Tuhan mengasihi kita, sehingga mau menganugerahkan Kristus untuk menyelamatkan kita dari kebinasaan.

Baca dan renungkanlah Matius 18:21-27.
1. Sampai berapa kali kita harus mengampuni? (ay. 22)
2. Diibaratkan seperti apakah kerajaan Surga? (ayat 23)
3. Apa yang membuat sang raja melunaskan utang sang hamba? (ay. 27)
4. Menurut Anda, dalam cerita ini siapa sang raja dan hamba?


SHARED BY
Al.Kira

Source:
AOC - JAKARTA

Friday, July 1, 2011

Bahan Saat Teduh 01July2011

“Ketika Yesus mendarat, Ia melihat orang banyak yang besar jumlahnya, maka tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan kepada mereka dan Ia menyembuhkan mereka yang sakit.” (Matius 14:14)

Jika Anda memperhatikan pelayanan Yesus dalam kitab-kitab Perjanjian Baru, maka Anda akan menemukan bahwa belas kasihan adalah benih dan awal dari hampir semua mukjizat yang Ia lakukan. Kata “belas kasihan” yang Yesus nyatakan secara harfiah dapat diartikan “mengasihani secara mendalam” dan “digerakkan ke dalam diri seseorang”.

Apakah Anda pernah melihat sebuah kejadian atau menjumpai orang yang menggerakkan hati Anda sehingga Anda merasakan kesakitannya? Jika ya, maka Anda tahu arti sebenarnya dari “belas kasihan Yesus”. Jika belas kasihan Yesus dapat menghasilkan mukjizat, seharusnya hal yang sama terjadi juga dalam hidup kita. Dan untuk itu, belas kasihan yang menggerakkan mukjizat itu harus kita jaga.

Keramaian, media hiburan, dan sensasi kehidupan modern yang kita nikmati tanpa sadar dapat mengurangi kepekaan hati kita sehingga tidak dapat lagi dengan cepat merasakan belas kasihan terhadap penderitaan atau masalah orang lain. Namun, jika Anda membasuh hati Anda dengan kebenaran Firman Tuhan setiap hari, dan meluangkan waktu berada dalam hadirat Tuhan, maka hal tersebut akan menjaga kepekaan hati Anda.

Baca dan renungkanlah  Matius 14:14; 20:29-34
1. Apa yang membuat Yesus menyembuhkan orang sakit? (Mat 14:14, Mat 20:34)
2. Apa yang dilakukan oleh orang sakit sebelum menerima kesembuhan? (Mat 20:30, 31)
3. Apa pertanyaan Tuhan kepada orang sakit tersebut? (Mat 20:31)


SHARED BY
Al.Kira

Source:
AOC - JAKARTA