Tuesday, May 31, 2011

Bahan Saat Teduh 31May2011

“Andreas mula-mula bertemu dengan Simon, saudaranya, dan ia berkata kepadanya: "Kami telah menemukan Mesias (artinya: Kristus)." (Yohanes 1:41)

Menurut survei, 90% orang ke gereja manapun karena pengaruh seseorang yang dekat dengannya, entah orangtua, keluarga, atau sahabat. Dan, orang yang mudah menerima Tuhan Yesus adalah orang-orang terdekat dari petobat baru.

Seorang sales, agen asuransi atau MLM pasti tidak asing dengan istilah prospect list, yaitu daftar nama orang-orang terdekat yang bisa dihubungi untuk ditawarkan produk. Begitu pula, Injil telah sampai kepada kita melalui orang-orang terdekat kita yang mengasihi kita. Jadi, kita pun cukup melakukan hal yang sama. Jalinlah persahabatan yang tulus.

Dengan demikian, akan terbuka kesempatan bagi Anda untuk menceritakanlah kasih Kristus yang Anda alami kepada mereka, di mana saja, di kafe, restoran, atau tempat olahraga. Tentunya hal ini perlu kesabaran dan doa kepada Tuhan, sampai saatnya hati mereka akan berpaling kepada Tuhan.

Baca dan renungkanlah Yohanes 1:40-50
1.Siapakah yang membawa Petrus kepada Yesus? Apakah hubungan keduanya? (ayat 40-41)

2.Siapakah yang membawa Natanael kepada Yesus? Apakah hubungan keduanya? (ayat 45-47)

3.Ayo buat daftar “prospect list” Anda sendiri dan hubungi mereka, temani mereka dalam suka maupun duka. Jalinlah persahabatan yang tulus sambil berdoa mencari kesempatan untuk membagikan kasih Tuhan kepada mereka.


SHARED BY
Al.Kira


Source:
AOC JAKARTA

Monday, May 30, 2011

Bahan Saat Teduh 30May2011

“Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung Bumi." (Kisah Para Rasul 1:8)

Tugas yang Tuhan berikan kepada kita anak-anak-Nya sangatlah besar. Dia memberikan dunia untuk kita pengaruhi dengan berita Injil-Nya. Adapun cakupan tugas kita adalah: Yerusalem (melambangkan keluarga kita), Yudea (melambangkan tetangga, lingkungan kerja, sekolah, klub olah raga, dll), Samaria (melambangkan luar kota, luar daerah bahkan luar negeri), dan dipertajam dengan ungkapan “Ujung Bumi”.

Di manakah ujung Bumi? Bumi itu bulat. Sesuatu yang bulat tidak ada ujungnya bukan? Jika kita berjalan dari titik A mengelilingi Bumi, maka kita akan kembali ke titik A. Dalam kaitannya dengan menjadi saksi sampai ke ujung Bumi adalah tempat dimana kita berada di situlah “ujung Bumi” kita. Disanalah kita harus menjadi berkat bagi sesama, disanalah kita harus menjadi garam dan terang dunia.

Baca dan renungkanlah kembali Kisah Para Rasul 1:8
1.Surga mengerahkan segenap kekuatan-Nya supaya tugas tersebut dapat terlaksana dengan baik. Apa yang diberikan kepada kita?

2.Tuliskanlah 4 cakupan wilayah penginjilan Anda secara konkrit. Bisakah Anda menuliskan apa saja yang masuk ke dalam cakupan Yerusalem Anda, Yudea Anda, Samaria Anda, dan “ujung Bumi” Anda?

3.Buatlah sebuah perencanaan apa yang harus Anda lakukan supaya bisa mempengaruhi keempat cakupan tersebut dengan berita Injil?


SHARED BY
Al.Kira


Source:
AOC JAKARTA

Bahan Saat Teduh 29May2011

”Dan lihat saja kapal-kapal, walaupun amat besar dan digerakkan oleh angin keras, namun dapat dikendaikan oleh kemudi yang amat kecil menurut kehendak juru mudi” (Yakobus 3:4)

Berhentilah mengucapkan perkataan kekalahan, dan ucapkanlah perkataan kemenangan. Minggu ini kita belajar tentang kuasa dalam perkataan. Saya percaya Anda sudah mempraktikkannya dan Anda sudah mengalami mukjizat-mukjizat dalam hidup Anda.

Dengan tegas, perkatakanlah perkataan positif atau perkataan berkat bagi diri Anda dan orang-orang yang Anda kasihi. Jika Anda mempercayainya dan terus mengucapkannya, maka keadaan kehidupan Anda akan berubah. Saran saya, tuliskan apa yang menjadi iman dan pengharapan saudara lalu tempelkan di tempat di mana Anda dapat selalu melihatnya. Tuliskan berkat bagi kesehatan, pekerjaan, bisnis, masa depan, rumah tangga Anda, dll.

Perkataan negatif membuat Anda gagal untuk menjadi orang yang Tuhan inginkan. Jika Anda saat ini dalam pergumulan, jangan gunakan kata-kata Anda untuk menggambarkan keadaan Anda tetapi pergunakanlah kata-kata Anda untuk mengubah hidup Anda ke arah yang lebih baik.

Baca dan renungkanlah Matius 16:19
1.Apa yang dapat diberikan oleh Tuhan kepada kita?

2.Bagaimanakah cara menerobos alam roh?

3.Kemenangan dan kebahagiaan dalam hidup ini tergantung apa yang Anda ikat dan lepaskan melalui mulut Anda. Teruslah mempergunakan mulut Anda untuk mendeklarasikan apa yang kita percayai dari Tuhan.


SHARED BY
Al.Kira


Source:
AOC - JAKARTA

Saturday, May 28, 2011

Bahan Saat Teduh 28May2011

Tetapi Daud berkata kepada orang Filistin itu: "Engkau mendatangi aku dengan pedang dan tombak dan lembing, tetapi aku mendatangi engkau dengan nama TUHAN semesta alam, Allah segala barisan Israel yang kautantang itu. (I Samuel 17:45).
Saya suka sekali dengan apa yang Daud perkatakan saat menghadapi Goliat. Daud mengubah seluruh keadaan melalui kata-kata yang keluar dari mulutnya. Ia tidak tinggal dalam kenyataan bahwa Goliat 3 kali lebih besar daripada dirinya dan Goliat seorang pendekar yang sangat ahli dalam bertarung dan Daud hanyalah seorang gembala domba.

Daud tidak memusatkan perhatian pada diinya atau besarnya penghalang di depannya. Tetapi Daud memilih untuk memusatkan perhatiannya kepada kebesaran Tuhan.

Saat Goliat melihat Daud yang muda dan kecil, Ia tertawa dan mengejek, ”Anjingkah aku, sehingga engkau mendatangiku dengan sebatang tongkat?

Perhatikanlah bahwa Daud mengucapkan ini dgn keras dan tegas. ”Aku akan mengalahkan engkau dan memberikan dagingmu untuk makanan burung hari ini juga.”Ia tidak hanya mengimaninya. Ia tidak hanya mendoakannya, tetapi mengucapkannya. Nah, itulah perkataan iman!

Baca dan renungkanlah I Samuel 17:32-50
1. Kebanyakan orang dalam menghadapi masalah yang besar seringkali tawar hati atau patah semangat. Tetapi apa yang Daud katakan ketika Daud dalam menghadapi Goliat? (ayat 32)

2. Tidak hanya kita harus memilki iman pengharapan, tetapi juga kita harus memperkatakan perkataan iman saat menghadapi persoalan. Perkataan iman apa yang Daud perkatakan saat menghadapi Goliat? (ayat 37,45,47)

3. Daud amat kecil bila dibandingkan dengan Goliat. Apakah Daud dapat mengalahkan Goliat? (ayat 50)

4. Maukah Anda mempraktekkan iman perkataan? Perkatakanlah tentang kemenangan Anda dengan antusias dan percaya.


SHARED BY
Al.Kira


Source:
AOC - JAKARTA

Friday, May 27, 2011

Bahan Saat Teduh 27May2011

”Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barang siapa berkata kepada gunung ini: Beranjaklah dan tercampaklah ke dalam laut! Asal tidak bimbang hatinya, tetapi percaya, bahwa apa yang diperkatakannya itu akan terjadi, maka hal itu akan terjadi. (Markus 11:23).

Pergumulan yang panjang dan besar yang seperti gunung seringkali menggoda kita untuk menyerah. Jangankan untuk berjalan untuk mendakinya, melihatnyapun sudah mematahkan semangat kita.

Jagalah apa yang akan Anda perkatakan. Anda akan sangat tergoda untuk mengeluarkan perkataan negatif saat Anda dalam masalah, ”Aduh malang sekali nasibku.” ”Aku tidak akan sembuh. Dokter bilang sakit seperti ini tidak ada obatnya.”

Mungkin gunung Anda saat ini adalah: sakit penyakit, rumah tanggakah, jodohkah, hubungan yang bermasalh dengan orang lain, bisnis atau pekerjaan yang kurang baik, dll.
Berhentilah berbicara kepada diri Anda sendiri dan kepada Tuhan betapa besarnya gunung masalah Anda dan mulailah berbicara kepada gunung masalah Anda tentang betapa besarnya Tuhan Anda. Anda diberi kuasa oleh Tuhan atas perkataan Anda...!

Baca dan renungkanlah Markus 11:12-14,20-25
1. Apa perkataan Yesus kepada pohon ara? Mengapa Ia berkata demikian? (ayat 13-14)

2. Apa yang terjadi kepada pohon ara tersebut? (ayat 20)

3. Apa yang bisa kita pelajari dari peristiwa ini? (ayat 22-23)


SHARED BY
Al.Kira


Source:
AOC - JAKARTA

Thursday, May 26, 2011

How to pray to GOD

Before i explain about that, do you know what is “PRAYING”?
Most of people think praying is only the activities asking God for something and some of them think praying is the routine activities that must do every Sunday or maybe every religion event.

I tell you if you think praying is like that, then you are really wrong. Not all we pray is a effective prayer, because in the bible points out that many prayers are wasted. Why is it wasted? The answer is because we do not follow the conditions that God sets forth in His Word and it is written in the James 4:3 and John 14:13-14

Prayer is about the communication interaction between God with us and it is very important for us to be growth in our spiritual by God's guiding. In Indonesia language, Praying is called “DOA”. “DOA” can be stand for “Dengar Omongan Allah” (Listen what God speaking). Ya in the prayer or in the Christian, it is called “quiet time”, we must listen more to God speaking than we talked.

Why we must listen more than we talk to God? the answer is because God know everything, He know your life and He know what in the future. If we talk more than we listen, means we are God's god, but in the real, we are God's servant, so we must listen more than we talk.

Here some question that people always ask “how can i pray to God effectively?” I will give some guide to make you know more about the effective prayer and i make it become word “ACTS
In the book of “ACTS”, we know the Apostles pray together in the roof and 3000 people come and become believer. That's why i make the guide become “ACTS

    A – Adoration
    C – Confession
    T – Thanksgiving
    S – Supplication

Now i will explain one by one from all the point above

Adoration
Adoration is the one that God want and it pleases God. Heart of praise and worship to God is equivalent of sacrifice and it is significant act of worship (Hebrews 13:15). In fact, one of the reasons why God want to save sinners in this world, it is because all sinners that saved by God can praise, adore and worship Him (Psalm 22:22-23). Adoration will be a major part and very important of our service to God throughout eternity (Revelation 5:13). Adoration is simply praising God for who He is and what He has done. We have already done this with people, don't we?

Bu why we need to adoring God? The answer is because to get to know Him more. The more you learn about God and what He has done for you, the more natural it becomes to praise Him. God has given us His Word as a guiding to help us appreciate Him more so that we can please Him with our lives and praise Him with our lips.

The Psalms are excellent for helping you to learn about God's awesomeness and how to express yourself when you want to adore Him. For example, you can read “Psalm 103

Adoration naturally leads to...

C
onfession
Confession is one of the way to ask the forgiveness from God. it is what God wants you to do instead of making excuses or blame shifting (because of the sins of others against you – Proverbs 28:13). It is the mark of a growing Christian (1 John 1:8-9)

Confession involves:

  • A growing understanding of the seriousness of sin (Psalm 5:4; Habakkuk 1:13a)
  • A growing sensitivity toward your own sinfulness and your continual dependence on Christ's righteousness as the basis of your acceptance with God (1 Timothy 1:15-16)
  • Daily acknowledging your sin to God (1 John 1:9). The verb tense in this verse indicate a continuous, regular action.

As you experience God's forgiveness, you can't help but be filled with an attitude of...

T
hanksgiving

You have so much for which to be thankful (Psalm 103)

  • God's forgiveness of all your sin (v.3)
  • God's provision for your needs and even many of your desires (v.5)
  • God's great compassion toward you (v.13)

God is worthy of your thanksgiving

Finally, you need to bring to God your...


Supplication (Praying for your needs and the needs of others)
Pray specifically (Avoid praying in generalities like "God bless so and so.” It would be difficult to see that sort of pray answered in a clear way). get to know people in Christ's body. Pray expectfully (Matthew 7:7-11). Pray submissively (Realize that God ultimately knows what is best - Matthew 26:39)

Now let's put this into practice (James 1:22)

As you evaluate your own prayer life, what key elements of prayer (ACTS) are a regular part of your prayers? What parts are not there?

Study the prayer of King Jehoshaphat in 2 Chronicles 20.
  • What sort of problems was he up against?
  • How did he begin his prayer?
  • How did the beginning of his prayer affect the "supplication" part of his prayer?
  • How did it affect those who heard the prayer?
  • How might this kind of praying affect your prayer life?
Ask God this week to help you ACTivate your prayer life -- then go for it. Set simple, realistic goals:
Try taking a day or two and spending a few minutes in praise. Don't forget to get help from God's inspired praise book -- the Psalms 150). Get into the habit of confessing sin to God and others when you need to -- A.S.A.P! and remembet to thank God for all his benefits -- you can do this anytime! You might even try to do this occasionally at the dinner table. A good jump start would be to imagine what life would be like minus some of the things we daily take for granted--like electricity, food, car, clothes, house (not to mention eternal life, forgiveness of sins) etc.

It is helpful to make lists. Make one list of things for which to praise and thank God. Make a second list of people and things for which to ask God's help.

Do not bite off more than you can chew. If you can only think of one request, that is enough to start. As you grow in your faith in Christ, your list will get longer!

If you want to know more how to pray, you can read Collossians 1:9-14 and see how Apostles Paul pray


"God Bless you and start to pray by today"

Hope this article can bless you all


SHARED BY
Al.Kira

Bahan Saat Teduh 26May2011

”...baiklah orang yang tidak berdaya berkata: ”Aku ini pahlawan!” (Yoel 3:10c).

Hidup tidak pernah lepas dari yang namanya masalah. Selesai satu masalah, masalah yang lain sudah menunggu, bahkan satu masalah belum selesai masalah yang baru sudah datang.
Kita bisa mengalahkan masalah kita dengan perkataan kita. Apa yang kita perkatakan dalam menghadapi masalah akan menentukan apakah kita akan menang atau kalah. Perkataan kita juga akan menentukan seberapa lama kita ada di dalam masalah tersebut.

Saudara ku yang terkasih, tetapi Tuhan ingin Anda mempergunakan kata-kata Anda untuk kebaikan hidup Anda, untuk memberkati hidup Anda.

Khususnya bagi Anda yang sedang dalam pergumulan perkatakan perkataan berkat atas hidup mu:
”Biarlah yang lemah berkata aku kuat.”
”Biarlah yang tertekan berkata aku bebas.”
”Biarlah yang miskin berkata aku kaya”
”biarlah yang sakit berkata aku sembuh.”

Ingat! Ada kuasa dalam perkataan kita.

Baca dan renungkanlah Matius 12:33-37
1. Mengapa dari mulut keluar ucapan-ucapan yang negatif? (ayat 34-35)

2. Dengan apakah kita akan diadili? (ayat 36-37)

3. Jika demikian bukankah seharusnya kita senantiasa mengucapkan kata-kata yang positif?


SHARED BY
Al.Kira


Source:
AOC - JAKARTA

Wednesday, May 25, 2011

Bahan Saat Teduh 25May2011

”Hidup dan mati dikuasai lidah, siapa suka menggemakannya, akan memakan buahnya.” (Amsal 18:21).

Kalau Anda menabur benih mangga, maka benih tersebut akan bertunas, tumbuh menjadi pohon mangga dan berbuah. Buahnya adalah buah mangga. Tidak mungkin Anda menabur benih mangga lalu mengharapkan tumbuh pohon durian. Demikianlah perkataan kita.

Setiap perkataan yang kita lepaskan lewat mulut kita ia seperti benih yang kita tabur. Kalau Anda melepaskan perkataan negatif, maka perkataan negatif tersebut akan mengambil kehidupannya, ia akan bertunas, bertumbuh menjadi pohon negatif dan berbuah namanya buah negatif. Demikian pula sebaliknya. Mana yang akan Anda pilih? Penting membiasakan diri untuk berkata-kata atau menabur benih yang positif.

Dengan melepaskan perkataan berkat maka Anda akan menuai buah berkat. Demikian halnya kalau Anda melepaskan perkataan kutuk atau menabur benih kutuk maka Anda akan menuai buah kutuk. Wow..! Sangat luar biasa pengaruh dari perkataan kita. Penting untuk kita    memperkatakan perkataan berkat bagi hidup kita.

Baca dan renungkanlah Amsal 18:21.
1. Apakah 2 hal yang dapat dikendalikan oleh lidah kita yang kecil ini? (ayat 21a)

2. Menggemakan adalah melepaskan perkataan. Waktu kita melepaskan perkataan, kita seperti sedang menanam pohon. Nah siapakah yang akan memakan buahnya? (ayat 21b).

3. Lebih banyak perkataan berkat atau perkataan kutukkah yang biasanya keluar dari mulut Anda?

4. Setelah mengetahui kebenaran ini apa yang menjadi komitmen Anda dalam melepaskan perkataan?


SHARED BY
Al.Kira


Source:
AOC - JAKARTA

Tuesday, May 24, 2011

Bahan Saat Teduh 24May2011

”Di dalam banyak bicara pasti ada pelanggaran, tetapi siapa yang menahan bibirnya, berakal budi.” (Amsal 10:19).

Seorang petani membuat kesepakatan dengan pemilik restoran untuk membawakan 500 ekor kodok setiap minggunya. ”Kolam di dekat rumahku penuh dengan jutaan kodok. Kodok-kodok itu membuat suara yang keras setiap malam dan hampir membuat aku jadi gila,” ujarnya.

Minggu pertama, petani tersebut hanya membawa 2 ekor kodok. Pemilik restoran bertanya, ”Dimana semua kodoknya?” Petani itu menjawab, ”Aku salah. Ternyata hanya ada dua kodok di dalam kolam tersebut tetapi mereka membuat suara yang keras.”

Ketika kita mengalami pergumulan, lalu kita mengeluarkan kata-kata yang negatif maka secara psikologis kita sedang merencanakan kekalahan buat diri kita sendiri. Jangan asal berkata-kata. Jangan membesar-besarkan masalah yang sedang kita hadapi. Ingatlah, mungkin hanya ada 2 kodok yang bersuara keras, bukan sejuta seperti yang kita bayangkan.

Baca dan renungkanlah Amsal 10:19-21
1. Apa yang harus kita lakukan dengan bibir kita? (ayat 19)

2. Diibaratkan seperti apakah lidah orang benar? (ayat 20)

3. Apa kegunaan bibir orang benar? (ayat 21)


SHARED BY
Al.Kira


Source:
AOC - JAKARTA

Monday, May 23, 2011

Do People Need to Be Cared?

Do you think that people need to be cared?
The answer is Yes, people need the caring of other people, not only from their family, but also from their friend and their community such as at school or maybe at office

People are created by God as social beings. So they need:
1. Attention
2. Acceptance
3. Self-Respect
4. Security
5. Happiness

But how to be a caring person?
1. Treat people with Kindness and generosity
2. Help people in Need
3. Be sensitive to people's feelings
4. Never be mean or hurtful
5. Think About how actions will affect others
6. Always remember - we become caring people by doing caring things!!!

Keep Winning and Keep Caring to other people!!!!


Written by:
Ps Daniel Ong
(Founder and Senior Pastor of Oikos Church)

SHARED BY
Al.Kira

God's Love

God doesn't love us because we are good
but we are good because He love us

Keep Winning!!!

God bless you

SHARED BY
Al.Kira

Bahan Saat Teduh 23May2011

“Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat.” (Ibrani 11:1).

Iman sanggup menciptakan yang tidak ada menjadi ada. Untuk mewujudkan iman perlu tindakan dan perlu diperkatakan. Anda akan mendapatkan apa yang Anda perkatakan dengan disertai iman pengharapan.

”Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barang siapa berkata kepada gunung ini: Beranjaklah dan tercampaklah ke dalam laut! Asal tidak bimbang hatinya, tetapi percaya, bahwa apa yang diperkatakannya itu akan terjadi, maka hal itu akan terjadi. (Markus 11:23).

Tuhan sudah memberikan suatu kuasa yang istimewa adalam hidup kita. Cara membalas Tuhan adalah dengan memakai dan memaksimalkan apa yang sudah diberikan-Nya tersebut untuk kemuliaan-Nya.

Perkataan kita menentukan kehidupan kita, kalah atau menang. Perkataan kita memilki kuasa yang sangat luar biasa, kita akan memberikan kehidupan pada apa yang kita sedang katakan entah itu kehidupan yang positif ataupun negatif. Oleh karena itu, perkatakanlah yang baik-baik tentang hidupmu.

Baca dan renungkanlah ayat-ayat di bawah ini.
1. Darimanakah iman muncul? (Roma 10:17)

2. Jika kita mendengar firman Tuhan, berarti ada firman yang diucapkan bukan? Supaya perkataan firman itu berkuasa, apakah seharusnya respon kita? (Markus 11:23-24)

3. Jika hari-hari ini Anda sedang mengharapkan mukjizat atau sebuah pembalikan keadaan, ucapkanlah perkataan yang memberkati. Bagaimanakah kita bisa mendapatkan kuasa perkataan? (Lukas 6:45)


SHARED BY
Al.Kira


Source:
AOC - JAKARTA

Sunday, May 22, 2011

Bahan Saat Teduh 22May2011

“Yang jatuh di tanah yang baik itu ialah orang, yang setelah mendengar Firman itu, menyimpannya dalam hati yang baik dan mengeluarkan buah dalam ketekunan." (Lukas 8:15)

Maukah Anda memiliki kehidupan yang berbuah-buah? Bahkan berbuah-buah sampai seratus kali lipat? Firman Tuhan adalah benih yang hidup yang ditaburkan ke dalam hati kita. Ada bagian yang harus kita lakukan, dan Tuhan akan melakukan bagian-Nya. Bagian kita adalah menyediakan tanah hati yang baik yaitu hati yang siap, rindu dan antusias.

Setan akan menghalangi kita untuk menyiapkan tanah hati yang baik. Setan tidak ingin agar hidup kita berbuah-buah. Setan ingin agar hidup kita biasa-biasa saja. Pilihan ada di tangan kita. Keputusan kita adalah untuk menyiapkan tanah hati kita yang baik, agar menghasilkan kehidupan yang diberkati berlipat kali ganda.

Pilihlah keputusan yang benar mulai hari ini.

Baca dan renungkanlah Matius 13:1-23
1. Tanah hati seperti apa yang harus kita sediakan takkala mendengar Firman Tuhan? (Matius 13: 19-23)

2. Apakah kuncinya agar supaya Firman yang kita dengar itu berbuah? (Lukas 8:15).

3. Buatlah komitmen hari ini untuk selalu menekuni Firman Tuhan dan bersyukurlah atas hidup Anda yang berbuah-buah berlipat ganda!


SHARED BY
Al.Kira

Source:
AOC - JAKARTA

Saturday, May 21, 2011

Bahan Saat Teduh 21May2011

“Maka mengandunglah Sara, lalu ia melahirkan seorang anak laki-laki bagi Abraham dalam masa tuanya, pada waktu yang telah ditetapkan, sesuai dengan firman Allah kepadanya”(Kejadian 21:2).

Patricia Bailey berkata iman adalah:
1. Mempercayai Allah sebagaimana Ia katakan tentang diri-Nya.
2. Percaya bahwa kita memiliki apa yang Ia katakan untuk kita miliki.
3. Percaya bahwa kita ada sebagaimana yang Ia katakan tentang kita.

Allah Yang Mahakuasa tentu berkuasa untuk melakukan apapun yang Ia kehendaki. Itulah sebabnya, setelah Abraham dan Sara menunggu selama 25 tahun, maka Allah bertindak untuk menggenapkan apa yang Ia janjikan kepada mereka. Akhirnya Abraham dan Sara pun memiliki seorang anak yang diberi nama “Allah membuat aku tertawa,” atau Ishak.

Baca dan renungkanlah Kejadian 21:1-7
1. Apakah yang dilakukan oleh Tuhan kepada Sara? (ayat 1)
2. Apakah hasilnya? (ayat 2)
3. Apa tindakan Abraham dalam meresponi realisasi janji Tuhan kepadanya? (ayat 3-4)


SHARED BY
Al.Kira

Source:
AOC - JAKARTA

Friday, May 20, 2011

Why Jesus Died?

Most effective people, and all great leaders, have a clear life purpose, and pay a price to achieve it. The suffering of Jesus takes our breath away. Why did He undergo so much pain?

The author of Hebrews wrote that Jesus ignored the pain, and disregarded the shame, "for the joy that was set before him." In Isaiah's prophecy of his Passion we read, "He shall see the trouble of his soul, and be satisfied." To Jesus, all the pain was worth it. Why?

Now that the suffering is over, what great joys does Jesus look forward to?

We are Bible-believing Christians, who have much love for and fellowship with Evangelicals of many denominations.
We firmly believe and strongly acknowledge the truth of the basic message that all true Christians believe -- that Jesus died "to save sinners"; that "whosever believes in him may not perish, but have everlasting life". And we are firmly in the Christian camp, agreeing with Peter in the book of Acts that aside from Jesus, "there is no other name given among men, whereby we must be saved."

We also, however, acknowledge that many thinking Christians, and many people who are now re-visiting the person of Jesus because of the Mel Gibson movie , have questions. Curiosities and doubts that will not go away, that keep cropping up in spite of all the best explanations of many church leaders.

We must ask questions like, "Why did the angels sing about Good Tidings of Great Joy which shall be to All people?" All people have great Sorrow, and most people in the world have never experienced any Great Joy. Most never meet Jesus, either. Our fellow-Christians call this "The problem of evil", but they never really point to a solution -- they just remind us that God is Sovereign, God is good, God knows.

Yes, we agree with that, but we still have the questions, and we believe that Jesus taught us to keep asking, keep seeking -- until we all find the adequate answers to valid questions.

Questions like: "Does God really expect all people to come to Christ in this life?" "Does God really expect humans to pay for crucifying Christ, or for not accepting Him?" "Does God really intend to send most human beings into an eternally painful experience, without hope of repentance?" "Does God blame us for Adam's fall? How fair is that?" "Did Jesus expect his followers to be so hypocritical and materialistic?" "Did Jesus expect Christians to kill Aztecs for their gold, sell 100 million Africans into slavery, and tempt the rest with rum? Did Jesus expect his followers to forcibly sell opium to the Chinese, or kill the Jews of Europe?" "Why is American Christianity, as one observer put it, 'A mile wide and half an inch deep'?"

Our hope in this web site is to confront our Christian brethren with the verses and chapters and philosophical foundations of God's Word that they are squeamish about listening to. And we also hope to convince new Christians that they need to drink deeply of the joy and hope contained in Scripture. And we hope to help some skeptics find some really encouraging food for thought -- while allowing them space to think on their own without fear that "time is running out" for them.

Jesus died to pay the price for sinners. We will examine only what the Bible says, and look for the harmony that only the Bible can give.
We're really glad that no one has to try and pay the price for the mess they were born into. Jesus paid it, and we all have a bright future as a result. Everyone, whether Chinese, Japanese, African, Arab, Jew, Russian, or Norwegian. It's time to take God at His word. He is better, kinder, wiser, and more powerful than any of our denominations admit.


SHARED BY
Al.Kira

Gua Atheis Dan Mereka Kafir

Orang sering memanggil gua Tara padahal nama lengkap gua Dewantara Saputra. Saat ini gua kuliah di salah satu universitas swasta terkemuka di Jakarta. Mau di bilang pintar ngga juga. Mau di bilang ganteng, biasa saja. Tapi ada satu hal yang membuat gua jadi populer di kampus gua. Bukan karena gua berprestasi apa lagi karena gua playboy. Entah siapa yang pertama kali mempopulerkan nama gua yang baru. Tapi itulah yang membuat gua banyak dikenal. Dewa Atheis. Itulah julukan gua di kampus. Julukan yang awalnya sangat menggangu. Tapi pada akhirnya gua menikmati label tersebut.

Kalau mau cari gua di kampus, cukup bilang aja “si Atheis”, maka semua orang pasti kenal gua.

Ngga akan ada asap kalau ngga ada api. Meski gua terlahir dengan satu agama yang sudah menjadi turun temurun di keluarga gua. Tapi gua memutuskan untuk tidak percaya dengan yang namanya Tuhan.

Tapi gua ngga pernah menghina mereka yang percaya dengan yang namanya Tuhan. Meski di KTP gua tertulis kalau gua menganut satu agama tapi itu hanya sebagai status di negara yang bersilakan “ketuhanan Yang Maha Esa”.

Gua punya dua sahabat yang sangat dekat. Aisyah si cantik yang selalu mengenakan jilbab. Lalu ada Christian, si ganteng yang selalu mengenakan kalung salib. Dari ke dua simbol yang mereka kenakan, orang sudah tau pasti keyakinan mereka. Selama ini ngga pernah ada masalah antara kami bertiga meski keyakinan dan pandangan kami tentang Tuhan itu berbeda. Hidup adalah pilihan dan setiap orang punya hak untuk meyakini apa yang dipercayai sebagai sesuatu yang benar.

Perbedaan itu ngga menghalangi persahabatan kami bertiga. Kami saling menghormati antara satu degan yang lain. Seperti contoh, gua dan Christian ngga pernah menyentuh Aisyah sejak dia memutuskan memakai jilbab. Saat Christian merayakan Natal, ngga ada ucapan “selamat natal” dari Aisyah. Gua memaklumi itu karena menurut keyakinannya, itu ngga boleh. Tapi persahabatan ngga sekadar ucapan selamat tapi sebuah hubungan dan komunikasi yang dilandasi oleh kasih.

Bagi mereka berdua ngga masalah kalau gua ngga percaya dengan keberadaan Tuhan. Toh, itu urusan individu masing-masing. Untuk apa memiliki agama tapi pada kenyataanya tidak menjalankan apa yang diajarkan agama yang dianut. Hanya menjadi fanatik dengan agama tapi ngga tau tentang ajaran agama yang diyakininya.

Setiap pribadi yang mengakui keberadaan Tuhan pasti tau alasan mengapa mereka percaya yang namanya Tuhan.  Mereka juga punya cerita tentang pegalaman bagaimana mereka menyadari bahwa Tuhan itu benar-benar ada. Bagi gua, persoalannya bukan agama tapi bagaimana agama itu sendiri bisa membantu kita mengenal Tuhan yang kita sembah.

Hanya saja gua belum percaya dengan yang namanya Tuhan. Mungkin untuk saat ini tapi saat gua menemukan alasan kenapa gua harus percaya dengan Tuhan pasti gua akan punya agama. Tapi biarkan gua dengan label “Dewa Atheis” yang gua sandang saat ini.

******

Bagaimana kedua sahabat gua bisa mengetahui kalau gua tidak mempercayai Tuhan itu sendiri?

Siang itu selesai kuliah, kami bertiga yang masih berstatus jomblo karena alasan masing-masing, nongkrong di sebuah kafe murah meriah yang letaknya ngga jauh dari kampus.  Tunggu dulu, kami jomblo bukan karena ngga laku. Tapi karena prinsip masing-masing. Christian sendiri belum mau pacaran karena belum siap nikah. Ya… Bagi dia pacaran untuk menju ke arah pernikahan. Jadi heran aja kalo ada yang pacaran tapi masih minta duit sama orang tuanya. Itu artinya biaya pacarannya dibiayai oleh orang tuanya. Please deh, emang mau ditraktir ama pasangan loe pakai duit orang tuanya pacar loe? Atau menerima kado yang dibeli dari hasil minta duit dari orang tua. Kalo gua, mending jangan kasih kado di saat gua ulang tahun kalo itu duit hasil merengek atau menipu orang tua agar dapat uang.

Kalo Aisyah, beda lagi. Menurut keyakinannya, tidak ada istilah pacaran. Kalau gua beda lagi, alasannya adalah gua belum menemukan gadis yang benar-benar sepaham dengan pola pikir gua.

Ok, balik lagi. Siang itu kami bertiga ngobrol panjang lebar. Membicarakan apa saja yang terlintas di pikiran kami saat itu.

“Gua ngga percaya dengan yang namanya Tuhan!”

Christian dan Aisyah menatap tajam gua. Christian melongo seperti orang bego. Mata Aisyah melotot secara spontan.

“Terserah loe berdua mau bilang gua Atheis atau Agnostik atau komunis. Ngga masalah bagi gua. Dan kalian berdua orang pertama yang tau tentang hal ini. Mulai sekarang kalo ada yang tanya agama gua apa? Maka gua akan menjawab, Atheis.”

Berhari-hari mereka memikirkan dan mendiskusikan hal ini. Bagaimana mungkin di negara yang berpancasila ini, gua bisa bangga mengaku sebagai seorang Atheis? Bukannkah sila pertama berbunyi, “ketuhanan yang Maha Esa ?”

Sejak hari itu gua memperkenalkan “agama” baru gua ke hampir semua orang yang gua kenal. Sehinga tidak heran kalau gua di kenal sebagai ‘Dewa Atheis’.

“Emang Tuhan ada di mana saat loe shalat atau beribadah di gereja?” tanya gua ke Christian dan Aisyah.

“Dimana-mana. Keberadaanya ada dimana-mana karena dia Maha Hadir,” jawab Christian.
“Setuju!” sahut Aisyah kemudian.

“Wouw! Tapi apa loe merasakannya? Merasakan kehadiran-Nya? Merasakan keberadaanya? Apa loe mengenal Dia? Apa loe sering berkomunikasi degan-Nya? Atau hanya loe sekadar menjalankan sebuah rutinitas ibadah? Salat lima kali sehari atau ke gereja setiap jam ibadah tapi tidak merasakan arti kehadiran Tuhan itu sendiri?  Atau hanya sekadar fanatik dengan agama loe karena doktrin yang sudah tertanam sejak kecil.”

“Emang Tuhan ngga bisa dilihat secara kasat mata tapi bisa dirasakan.”
“Disitulah persoalannya, Aisyah! Banyak orang yang beragama tapi tidak merasakan Tuhan itu sendiri. Katanya Tuhan ada di mana-mana tapi buat dosa di mana-mana juga.”
Itulah pandangan gua. Dan terlalu banyak lagi teori-teori yang selalu gua kemukakan sebagai pondasi keyakinan gua itu.

*****

Hari ini ada yang berbeda dengan Christian dan Aisyah. Gua ngga tau kenapa tapi selama kelas berlangsung gua merasakan sesuatu yang aneh dalam diri mereka. Mungkin inilah yang disebut insting seorang sahabat.

“Mhmmm… Gua mau kasih kabar gembira buat loe nih! Tapi gua bingung harus ngomong apa!” Ucap Christian dengan tingkah anehnya.

“Kenapa loe? Ngomong aja. Kayak orang asing aja.”

“Gua ama Aisyah udah jadian….”

“What?” Gua memotong kalimat Christian. “Tapi kaliankan beda keyakinan? Bukankah itu dilarang dalam agama kalian?”

Keduanya hanya diam. Ah… Kalau sudah cinta, tai kucing pun terasa coklat! Kalau udah benci coklat pun terasa tai kucing! Sebegitu besarkah yang namanya kekuatan cinta sehingga masalah agama pun tidak lagi dipermasalahkan.

Harus gua akui banyak kalangan artis mau pun rakyat biasa yang menikah meski berbeda keyakinan namun tetap rukun-rukun saja. Tapi bagaimana dengan anak mereka nantinya? Okelah mereka bisa memilih akan ikut keyakinan ayahnya atau ibunya. Tapi saat mereka masih kecil, apa mereka sudah bisa memilih?

Hari jumat si anak laki-laki ke masjid untuk shalat jumat lalu hari minggunya ke gereja. Bagaimana mereka bisa mengerti akan perbedaan saat mendengar kisah Abraham atau Ibrahim yang mengorbankan anaknya? Alkitab mengatakan itu adalah Ishak sementara Al-Quran mengatakan itu adalah Ismail. Bukan masalah yang mana benar dan salah. Tidak sama sekali. Tapi jawaban apa yang harus dipersiapkan agar tidak ada pembenaran secara sepihak dan menjatuhkan keyakinan orang lain. Itu belum menyangkut keluarga masing-masing. Apakah pasangan yang beda keyakinan benar-benar bahagia? Atau kebahagian itu ada namun tersimpan satu keinginan di hati agar pasanganya satu hari nanti akan mengikuti keyakinannya.

“Begini, gua akan ke salah satu pesantren untuk belajar tentang Islam. Sementara Aisyah akan belajar tentang agama gua ama salah satu pendeta di Gereja gua,” ucap Christian.
“Apa kata keluarga kalian nantinya? Dan sampai kapan kalian akan seperti ini?” tanya gua.

“Untuk saat ini, kami merahasiakan tentang hal ini kepada mereka. Kami berdua sudah sepakat kalau selama 3 bulan ini gua akan mempelajari tentang Islam dan sebaliknya.”
“Gua rasa kalian sudah dewasa untuk menentukan arah tujuan hidup kalian. Kalian sudah tau pilihan mana yang harus kalian buat. Sebagai sahabat, gua Cuma mau bilang. Jangan pernah melecehkan atau menjatuhkan keyakinan orang lain.”

Gua meninggalkan kedua sahabat gua dan menuju ke perpustakaan kampus.

*********

3 bulan kemudian.

Gua menatap Aisyah lalu Christian. Kali ini mereka benar-benar berbeda. Bukan Aisyah yang dulu lagi. Bukan Christian yang pernah gua kenal. Karena penampilan baru mereka berdua membuat satu kampus heboh. Orang-orang tidak lagi membicarakan dan menyudutkan gua dengan pilihan gua untuk menjadi seorang Atheis.

Aisyah tidak lagi mengenakan jilbabnya. Christian tidak lagi mengenakan kalung salib yang selalu dikenakanya selama ini. Mereka berubah bukan karena gua berhasil mempengaruhi pola mereka tentang ketidak beradaan Tuhan. Gua cukup menghargai keyakinan mereka selama ini. Bagi gua perbedaan itu indah jika saling mengerti dan toleransi. Perbedaan hanya akan menjadi masalah ketika itu dipermasalahkan.

“Tara mulai saat ini loe harus memanggil nama baptis gua, Maria. Nama gua sekarang Maria Aisyah.”
“Dan gua Ahmad Christian. Panggil gua Ahmad.”

Gua benar-benar ngga percaya dengan apa yang gua dengar! Jadi mereka murtad? Kafir? Entah apa lagi sebutan untuk mereka yang pindah agama.

“Lalu bagaimana dengan hubungan kalian berdua?”

“Kami memutuskan untuk tidak melanjutkan hubungan kami,” ucap Aisyah sambil membenarkan rambutnya yang tertiup angin.

“Gua tidak punya hak untuk mencampuri urusan pribadi kalian berdua. Tapi kalau gua bisa beri saran, jalani dengan sepenuh hati apa yang kalian yakini. Jangan seperti layang-layang yang putus yang ngga tau arah tujuannya. Setiap pilihan ada konsikuensinya. Hadapi resiko yang ada karena itulah hidup.”

Ah…. Kali ini gua meninggalkan mereka berdua dengan satu doa “Tuhan… Yang mana harus ku pilih?” Sebuah doa yang berisi pertanyaan. Sebuah doa yang gua panjatkan entah untuk Tuhan yang mana. Sebuah doa yang telah lama hilang dari hati dan bibir gua. Sebuah doa yang lahir dari sebuah kegelisahan akan hadirnya Tuhan. Entah kapan, doa itu akan terjawab. Hanya waktu yang akan menceritakannya. Andai saja dulu gua ngga pacaran dengan Agnes yang juga atheis, mungkin gua ngga akan seperti ini. Kadang cinta melumpuhkan logika dan cinta sanggup mengubah banyak hal termasuk masalah Tuhan.

TAMAT


SHARED BY
Al.Kira


WRITTEN BY
Dewa Klasik

Bahan Saat Teduh 20May2011

“Secara itu jugalah Abraham percaya kepada Allah, maka Allah memperhitungkan hal itu kepadanya sebagai kebenaran”(Galatia 3:6). 

Rasul Iman abad kedua puluh, Smith Wigglesworth mengomentari iman Abraham, demikian, “Dua puluh lima tahun sudah Abraham memperoleh janji bahwa Allah akan memberinya seorang anak laki-laki. Setiap tahun selama dua puluh lima tahun ia berdiri berhadapan muka dengan Allah berdasarkan janji, mengharapkan untuk mendapatkan seorang anak lelaki.

“Abraham tidak melihat kepadanya dan tubuh istrinya, tetapi melihat kepada kuasa Allah, karena Allah tidak pernah gagal. Karena iman seperti itulah, Abraham pergi dari negerinya dan Allah memberkati dia. Karena ia mempercayai Allah, maka Allah menaunginya.”

Itulah lukisan tentang iman Abraham. Jika kita ingin memiliki iman seperti Abraham, maka kita harus memiliki iman yang didasarkan atas janji-janji Tuhan. Sudahkah iman Anda dibangun di atas dasar janji Tuhan?

Baca dan renungkanlah Galatia 3:1-14
1. Mengapakah Paulus menegur orang-orang Kristen Galatia? (ayat 1-5).
2. Atas dasar apakah Abraham mendasarkan imannya? (ayat 6-10).
3. Mengapa Yesus harus mati di kayu salib? (ayat 11-14).


SHARED BY
Al.Kira


Source:
AOC - JAKARTA

Thursday, May 19, 2011

Berkat

P'berian istimewa yg diberikan Tuhan kpd Anda adalah potensi yg tdk t'batas.
P'berian t'besar Anda kpd Tuhan adalah m'pergunakan potensi tsb sebaik2nya untuk Tuhan yg di implementasikan dgn m'gasihi sesama manusia.

Keep winning.


WRITTEN BY
Elyakim

Kemiskinan

Kemiskinan tidak ditentukan oleh seberapa besar harta yang dimiliki
tapi ditentukan oleh seberapa dikitnya rasa syukurnya atas apa yang dimiliki

Keep Winning!!!!


WRITTEN BY
Al.Kira

Kesulitan Tertinggi....

Tingkat kesulitan tertinggi bukanlah saat menaklukkan masalah,
melainkan mengendalikan hati kita sehingga mempunyai sikap dan perilaku yg benar dalam menghadapi masalah.

Keep Winning!!!


WRITTEN BY
Ps. Leo

Masa Depanmu di Tangan Siapa?

Yeremia 29:11; Imamat 20:6; Ulangan 18:12

Perhatikanlah sajian di layar kaca kita,yang akhir-akhir ini diwarnai oleh maraknya iklan ramal-meramal.para peramal tahu bahwa masyarakat Indonesia dekat dengan dunia mistik,karena itu mereka menggunakan peluang ini untuk menjual informasi mereka yang dianggap supranatural.untuk menang bersaing meraup keuntungan yang lebih besar,para peramal itu menggunakan kecanggihan teknologi.strategi mereka mempromosikan hasil ramalan dan menarik pelanggan pun dikemas dengan cara yang mudah serta menarik,misalnya lewat SMS."Cukup ketik reg spasi nama dan kirim ke....,"demekian perintahnya.Menurut salah satu majalah,ada 100 ribu orang yang menjadi pelanggan dari ramalan tersebut setelah dua minggu pemasangan iklan dilakukan.mengapa ramalan begitu laris?karena kebanyakan orang ingin mengetahui tentang nasibnya.para pemuda ingin tahu akhir kisah cintanya,pedagang,pebisnis dan politikus ingin tahu keberuntungannya,dan laternatif tercepat yang mereka tempuh adalah dengan mendatangi peramal atau praktik kuasa gelap lainnya.lagipula masyarakat tidak perlu bersusah payah mencari peramal,karena saat ini mereka membuka praktik di mall,hotel,cafe atau tempat-tempat nongkrong lainnya.

Ketika seseorang,baik secara iseng atau serius datang ke peramal,sesungguhnya saat itu juga telah membuka celah bagi masuknya kuasa kegelapan ke dalam hidupnya.saat seseorang datang ke peramal,ia sudah menyerahkan masa depannya kepada kuasa kegelapan.pada saat seseorang mau diramal,tanpa ia sadari sesungguhnya rohnya sudah tunduk pada ramalan yang disampaikan oleh si peramal.dengan demikian masa depannya tidak lagi diserahkan kepada Tuhan yang menyediakan masa depan yang penuh harapan baginya,tetapi di tangan iblis yang gemar mencuri,membunuh dan membinasakan(Yoh 10:10).Ramalan,dunia mistis dan okultisme merupakan"cabang"dari penyembahan berhala,yang dibenci oleh Tuhan.Tuhan menghalau para pelaku maupun pemakai jasa kuasa kegelapan itu."Orang yang berpaling kepada arwah atau kepada roh-roh peramal,yakni yang berzinah dengan bertanya kepada mereka,Aku sendiri akan menentang orang itu dan melenyapkan dia dari tengah-tengah bangsanya."(Im 20:6)

Apakah sebagai orang kristen kita masih terus menutup mata melihat maraknya praktik kuasa gelap ini?kalau kita menutup mata dan menganggap itu sebagai hal yang biasa saja,maka kita jangan kaget atau menyesal jika anak,suami,istri,keponakan atau orang yang kita cintai lama-kelamaan lebih percaya kepada peramal itu daripada firman Tuhan. kenapa??karena kita mengerti bahwa ramalan berasal dari kuasa kegelapan.mereka menganggap bahwa ramalan itu merupakan sebuah informasi yang baik dan menarik yang layak dikomsumsi,oleh karena itu mari kita ajarkan kebenaran firman Tuhan kepada orang-orang yang kita kasihi.....

Tuhan Yesus Memberkati


SHARED BY
Al.Kira

Bahan Saat Teduh 19May2011

"Akulah TUHAN, Allahmu, yang mengajar engkau tentang apa yang memberi faedah, yang menuntun engkau di jalan yang harus kautempuh. (Yesaya 48:17)

Tuhan bukan hanya menebus hidup kita, tetapi Dia juga yang terus-menerus bergerak di dalam kehidupan kita. Tuhan mengajari kita tentang jalan-jalan-Nya, agar kehidupan kita selalu diberkati. Firman Tuhan di atas memberitahu kita bahwa Dia mengajar hal-hal yang bermanfaat bagi kehidupan kita.

Karena itu, sebaiknya kita selalu memperhatikan ajaran dan tuntunan Tuhan. Tuhan rindu agar kehidupan kita selalu mengalami damai sejahtera dan kebahagiaan, bahkan Tuhan berjanji bahwa keturunan kita akan diperhatikan oleh Tuhan. Rindukah Anda mengalami janji Tuhan ini?

Baca dan renungkanlah Yesaya 48:17-19
1. Apa yang harus kita perhatikan supaya kita mengalami damai sejahtera dan kebahagiaan yang terus-menerus? (ayat 18)
2. Apakah berkat Tuhan itu hanya dinikmati oleh kita secara pribadi? (ayat 19).
3. Ceritakanlah kepada seseorang hari ini mengenai pengalaman hidup Anda yang penuh damai sejahtera dan kebahagiaan ketika Anda menuruti ajaran dan tuntunan Tuhan!


SHARED BY
Al.Kira


Source:
AOC - JAKARTA

Wednesday, May 18, 2011

Bahan Saat Teduh 18May2011

"Firman itu dekat kepadamu, yakni di dalam mulutmu dan di dalam hatimu." Itulah Firman iman, yang kami beritakan. (Roma 10:8)

Ketika kita menerima Tuhan Yesus sebagai Juruselamat dan Tuhan secara pribadi, maka secara otomatis kita juga menerima Firman Tuhan. Lalu, Tuhan menaruh hukum-hukum-Nya di dalam roh kita. Kemudian Tuhan menghidupkan hati nurani sebagai “alarm” bagi kita untuk mengingatkan ketika kita melanggar Firman dalam kehidupan setiap hari.

Tuhan memberikan Firman yang tertulis (logos), agar setiap langkah hidup kita selalu “dipagari” oleh Firman Tuhan. Kerinduan Tuhan bagi kita adalah agar hidup kita diberkati oleh Tuhan sesuai dengan perkataan Yesus, “Aku datang supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan” (Yohanes 10:10). Tuhan menciptakan kita dengan kehendak bebas untuk memilih: apakah kita menaati Firman-Nya atau tidak. Tuhan ingin kita menaati Firman-Nya karena pilihan kita, bukan karena paksaan.

Baca dan renungkanlah Ulangan 30:11-20
1. Di manakah Firman itu berada? (ayat 14)
2. Apakah perintah Tuhan kepada kita agar kita mendapatkan kehidupan dan keberuntungan? (ayat 16)
3. Latihlah kepekaan hati nurani kita dengan taat melakukan Firman Tuhan, nikmatilah hidup yang diberkati, dan bersyukurlah atas hidup yang berkemenangan.


SHARED BY
Al.Kira


Source:
AOC - JAKARTA

Bahan Saat Teduh 17May2011

“Berfirmanlah Allah: "Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi." (Kejadian 1:26)

Allah menciptakan langit dan bumi, lalu memberikan kuasa kepada kita atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi. Tuhan menyediakan tumbuh-tumbuhan dan pohon-pohon yang buahnya bisa dimakan oleh manusia. Tuhan menciptakan semuanya sempurna bagi manusia.

Tuhan memberi kuasa kepada manusia untuk berkuasa di bumi. Oleh karena itu, jangan sia-siakan kuasa itu tetapi dapat memuliakan Tuhan. Kita harus bersyukur kepada Tuhan atas rencana-Nya yang sempurna atas kita, yang menjadi ciptaan-Nya yang sangat baik. Bagaimana cara kita bersyukur atas hal itu. Salah satunya adalah dengan melakukan tugas yang diberikan oleh Sang Pencipta kita itu.

Baca dan renungkanlah Kejadian 1:1-31
1. Bagaimana cara Allah menciptakan langit, bumi dan segala isinya? (ayat 3)
2. Bagaimana manusia diciptakan? (ayat 27)
3. Apa tugas manusia di bumi? (ayat 28)


SHARED BY
Al.Kira


Source:
AOC - JAKARTA

Monday, May 16, 2011

Bahan Saat Teduh 16May2011

“Dan setelah Yesus mengakhiri perkataan ini, takjublah orang banyak itu mendengar pengajaran-Nya.”(Matius 7:28)

Apa pengajaran Yesus yang membuat orang banyak itu takjub? Ini. Kehidupan kita harus dibangun di atas dasar kuat, yaitu dengan melakukan Firman Tuhan. Jikalau kita memilih untuk menjadi orang bijaksana, maka ketika kita membaca dan mendengar Firman Tuhan, kita harus berkomitmen untuk melakukannya. Jika kita melakukannya, maka kehidupan kita akan semakin kuat.

Setiap orang yang membangun rumah pasti memperhatikan fondasi atau dasar dari rumah tersebut. Para ahli bangungan selalu menghitung kekuatan fondasi sebuah rumah agar dapat menahan beban dari bangunan tersebut. Tujuannya adalah supaya bangunan tersebut dapat bertahan terhadap goncangan-goncangan yang terjadi di sekitarnya. Misalnya: angin badai, gempa, banjir, dan lain-lain.
Demikianlah kekuatan kehidupan kita akan dibuktikan ketika badai kehidupan datang menerpa diri kita.
Baca dan renungkanlah Matius 7:24-29
1.Mengapa orang banyak itu takjub mendengar pengajaran Yesus? (ayat 29)

2.Diumpamakan seperti apakah orang yang mendengar perkataan Tuhan dan yang melakukannya? (ayat 24)

3.Apa yang membedakan kekuatan sebuah rumah? (ayat 25-27).


SHARED BY
Al.Kira

Source:
AOC - JAKARTA

Bahan Saat Teduh 12May2011

“Jika engkau baik-baik mendengarkan suara TUHAN, Allahmu, dan melakukan dengan setia segala perintah-Nya yang kusampaikan kepadamu pada hari ini, maka TUHAN, Allahmu, akan mengangkat  engkau di atas segala bangsa di bumi.” (Ulangan 28:1)

“Pada dasarnya, apakah yang menyebabkan seseorang diberkati? Yaitu apabila ia “baik-baik mendengarkan suara Tuhan dan melakukan apa yang diperintahkan-Nya”. Itulah sebabnya mengapa Allah memberkati Abraham. Ia berkata, “Segala berkat ini akan datang kepadamu dan menjadi bagianmu, jika engkau mendengarkan suara TUHAN, Allahmu.” Jadi, tidak perlu berlari ke sana ke mari mengejar berkat-berkat itu. Asal saja kita memenuhi persyaratan tadi. Allah akan mengatur agar berkat-berkat itu datang sendiri kepada kita.

Inilah ringkasannya daftar berkat Ulangan 28:
kedudukan (diangkat di atas segala bangsa),
kesehatan,
kemampuan bereproduksi (berlipat ganda),
kemakmuran,
kemenangan.

Berkat yang diberikan antara lain adalah, “TUHAN akan mengangkat engkau menjadi kepala dan bukan menjadi ekor”. Yang manakah Anda pilih?

Baca dan renungkanlah Ulangan 28:1-14.
1.Apakah syarat diberkati (ayat 1 dan 14)

2.Apa janji Allah kepada orang yang mau baik-baik mendengar dan melakukan dengan setia akan firman-Nya? (ayat 2-13)

3.Tuliskanlah tekad Anda untuk setiap pagi bersaat teduh dan melakukan firman yang  Anda terima.

4.Hari ini, berdoalah untuk menerima berkat-berkat yang telah Tuhan sediakan bagi Anda.


SHARED BY
Al.Kira

Source:
AOC - JAKARTA

Bahan Saat Teduh 15May2011

“Seperti burung pipit mengirap dan burung layang-layang terbang, demikianlah kutuk tanpa alasan tidak akan kena.” (Amsal 26:2)

Ketika kita hidup di dalam firman Tuhan, dan firman-Nya di dalam kita, tidak ada lagi alasan bagi kita untuk kena kutuk.

Inilah ringkasannya daftar kutuk ini yang terdapat di dalam Ulangan 28, yaitu penghinaan, kurang berhasil dalam segala bidang kehidupan, sakit  jasmani dan terganggu dalam pikiran, krisis keluarga, kemiskinan, kekalahan, penindasan kegagalan, kehilangan perkenan Allah.

Apakah yang menyebabkan seseorang mendapat kutuk? Yaitu apabila ia “tidak mendengarkan suara Tuhan dan tidak melakukan apa yang diperintahkan-Nya”. Jadi sebenarnya masalahnya sangat sederhana. Banyak orang sudah tahu bahkan mengerti hal ini, tapi mengapa sampai sekarang masih ada orang Kristen masih mengalami kutuk tersebut? Masalahnya adalah mereka tidak melakukan Firman Tuhan.

Baca dan renungkanlah ayat-ayat di bawah ini.
1.Mengapa seseorang mengalami kutuk? (Ulangan 28:15)

2.Cobalah perhatikan, apakah ada teman-teman Anda yang masih sering mengalami kutuk-kutuk seperti di atas? Minta anugerah Tuhan agar Anda dapat melayani mereka supaya menang atas kutuk.


SHARED BY
Al.Kira

Source:
AOC - JAKARTA

Saturday, May 14, 2011

Bahan Saat Teduh 14May2011

“Dia yang tidak mengenal dosa telah dibuat-Nya menjadi dosa karena kita, supaya dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah.”  (II Korintus 5:21)

Perdagangan pada zaman dulu dijalankan dengan cara barter/pertukaran. Pada waktu itu memang tidak ada mata uang sebagai alat pembayaran. Jadi, apabila seseorang membutuhkan sesuatu, dia harus membawa barang miliknya untuk ditukar dengan barang lain yang dia inginkan. Inilah yang Yesus lakuan. Dia tukarkan darah dan nyawanya kepada kita, supaya kita dapat dibeli dan harganya lunas.

Dalam ayat di atas, kita menemukan pengertian bahwa Yesus sudah sempurna menebus kita melalui pertukaran di atas kayu salib. Yesus yang tidak mengenal dosa, ditukar dengan dosa kita supaya kita dijadikan benar oleh kebenaran-Nya. 

Yesus menjalani kematian bagi kita supaya kita menerima kehidupan-Nya. Yesus menjadikan dirinya miskin dan hina bagi kita supaya kita menjadi kaya dan berharga. Dia mengalami kutuk supaya kita menerima berkat-Nya dan tidak kena kutuk. Kita bersyukur untuk pertukaran di atas kayu salib yang Yesus lakukan untuk mengubah hidup kita menjadi lebih baik (Making Life Better).
   
Baca dan renungkanlah ayat-ayat di bawah ini.
1. Mengapa Yesus mau menukar nyawanya untuk kita? (Yohanes 3:16)
2. Berapa korban yang diperlukan untuk menebus dosa umat manusia? (Ibrani 10:14)
3. Selain ditebus dari dosa, apa ada jaminan akan status kita setelahnya? (Roma 9:8).


SHARED BY
Al.Kira

Source:
AOC - JAKARTA

Bahan Saat Teduh 13May2011

“Maka janganlah mayatnya dibiarkan semalam-malaman pada tiang itu, tetapi haruslah engkau menguburkan dia pada hari itu juga, sebab seorang yang digantung terkutuk oleh Allah." (Keluaran 21:23)

Semua orang Yahudi mengenal hukum Taurat itu, dari ketika mereka melihat Yesus tergantung pada kayu salib itu, mereka pun tahu bahwa Ia telah dijadikan suatu kutuk. Syukur kepada Allah bahwa Ia menjadikan Yesus sebagai kutuk, demi untuk melepaskan kita dari kutuk tersebut.

Perhatikan proses penukaran yang telah dilaksanakan secara tuntas, Kematian Kristus pada kayu salib sebagai korban penebusan merupakan pelunasan harga yang telah dibayarkan, dan segala kutuk yang seharusnya menimpa kita semua telah ditanggung oleh Kristus. Dengan cara demikiansegala berkat yang telah diberikan kepada-Nya juga tersedia untuk kita semua.

Ketika dunia tidak memberi harapan/jalan keluar untuk masalah kita, Yesus memberikan kepastian harapan, melalui kematian-Nya pada kayu salib. Itulah cara dan sarana Allah untuk memenuhi segala kebutuhan umat manusia, termasuk kebutuhan  terlepas dari kutuk ini.

Yesus telah menderita, supaya kita dapat disembuhkan. Ia telah mati agar kita memperoleh kehidupan. Ia telah dijadikan dosa, supaya kita dapat dijadikan benar. Ia telah dibuang, supaya kita diterima oleh Allah. Ia dijadikan kutuk, agar kita dapat memperoleh berkat. 

Baca dan renungkanlah ayat-ayat di bawah ini.
1.    Bagaimana cara Kristus menebus kita? (Galatia 3:13)
2.    Apa yg Kristus telah lakukan bagi kita? (Kolose 1:13-14)
3.    Mengapa Yesus harus mati menggantikan kita? (Yesaya 53:3-5)


SHARED BY
Al.Kira

Source:
AOC - JAKARTA

Wednesday, May 11, 2011

SECRET OF KILLING GIANT - PART 6

......Continue

Secret #5


Have you brought any Giants down yet?

Maybe you're just stalking your Giant in anticipation of the battle?

Well, get ready ... your Giant is coming down!

S - SPIRITUAL
We've suited up with God's power on the inside of us. We "unzipped" and let the awesome power of Heaven invade our personal lives. We've let God take control of our hearts and minds.

We've allowed God's Spirit and power to fit us for battle.

T - TRUSTING
We've realized that trusting our own abilities and talents will NEVER result in a defeated Giant.

We've learned that TRUST in God is built layer upon layer, step by step. David started with "baby steps." He killed the lion, then the bear. Only then was he ready for Goliath.

O - OUTSPOKEN
David could not hold inside what he knew would happen. Neither can we. Our mouths WILL speak whatever fills our hearts (good or bad; faith or failure). We WILL communicate what we believe!

Have you found a faith-filled friend you can share your future victory with?

N - NATURAL
David would not use Saul's armor because it was not his NATURAL way of fighting. He would lose dressed up in someone else's armor. We will, too!

God has a battle-plan for each of us. It may be completely unique to our situation. If we sit before Him and learn, He'll show us His strategy for our Giant!

Has He revealed His strategy to you yet?

Now for the final "Secret"

E - EXCITED
David was not shy about his victory. We've seen that in his announcement to his brother, to the army, to Saul, and even to Goliath. He never stopped repeating ... "I am going to win!"

So it makes sense that, when he approached the Giant for close combat, he would be EXCITED about his imminent victory!

He was much more than "optimistic" about winning. He was EXCITED -- Not giddy or silly - EXCITED! David knew there was danger ahead. But he also knew WHO would protect him and WHO would give the Giant into his hands.

David "approached the Giant" (1 Samuel 17:40 filled with faith and EXCITEment. Actually "excitement" is part of "faith."

Faith anticipates as FACT what has not yet happened. (Example: If you knew for a FACT that you would be a millionaire next week, would you be excited today?)

David has already made his announcement to Goliath that he would soon be bird-food (1 Samuel 17:45-46). He was thrilled at what God was about to do.

Then David reveals WHY he was so excited.

Was it because he would be a national hero? He was, you know.

Was it because Saul's daughter would become his wife, making him part of the "royal family?" It happened, you know.

No .... David was EXCITED at the results his victory would bring :

RESULT # 1 - "The whole earth will know that there is a God in Israel" (1 Sam 17:46c)

If the "world" was looking at Israel, there was no way they could see God at work in them.

Israel wanted to be "just like the other nations," so they chose an earthly King, Saul. (1 Sam. 8:5)

The Israelite army suited up for battle, but were afraid to attack the enemy. (1 Sam. 17:20-21)

In Bible days, it was very simple -- the "god" who was the strongest was the "god" who WON the battle. "If you win, your god is better than my god. If you lose, my god is better than your god." Do you get the picture?

David was excited -- he was about to SHOW THE WORLD whose God was the strongest!

RESULT # 2 - "...and that this assembly may know" (v 47)

Now this is sad. Not only did the "world" not know that "there was a God in Israel" - Israel didn't even know it!
The Army of Israel had no idea that God was leading them into battle to WIN. There was no faith. There was no excitement ... until a young, humble shepherd boy came along with a heart full of God!

RESULT # 3 - "(Israel would know) ...that the battle is the Lord's" (v 47)

David knew it wasn't his skill that would accomplish this great victory. It wasn't his military polish and ability. It was "the Lord" who would bring about his triumph.

If you don't understand this, read again the different methods God used to defeat Israel's foes in various battles she fought. (see Giant-Killing Secret # 4)

It's God who fought for David, and it's God who fights for us - when we get out of the way and let Him.

It's amazing how an Old Testament story can paint such a modern picture. (Actually, the Bible tells us the Old Testament was written, in part, as examples for us and for our instruction.-- 1 Corinthians 10:6, 11)

Does "the world" know that there is a God in the church today? Or do they see the same sort of stuff that goes on in any other "organization?"

Do we know there is a "God" in the church? (The word "assembly" in v 47 can be interpreted "church") Do we actively seek and use His abilities to overcome the evil one - and the Giants he sends our way?

If not, there's no wonder we're not EXCITED!

When we pass from this life and stand on the other side, we'll be amazed at the Heavenly resources that were available but unused by us.

That can change ... for us today.

The awesome power of God sits in a Heavenly storage room -- waiting for someone who will reach through the invisible portal (through prayer) and grab hold of God's promises through faith!

Are you EXCITED yet?
The End


SHARED BY
Al.Kira

Bahan Saat Teduh 11May2011

Aku akan memberkati orang-orang yang memberkati engkau, dan mengutuk orang-orang yang mengutuk engkau, dan olehmu semua kaum di muka bumi akan mendapat berkat." (Kejadian 12:3)

Perhatikan Kejadian 12:1-3, panggilan Abraham itu terdiri dari tujuh bagian.
a. Aku akan membuat engkau menjadi bangsa yang besar;
b. Dan memberkati engkau
c. Serta membuat namamu masyhur;
d. Dan engkau akan menjadi berkat.
e. Aku akan memberkati orang-orang yang memberkati engkau,
f.  Dan mengutuk orang-orang yang mengutuk engkau,
g. Dan olehmu semua kaum di muka bumi akan mendapat berkat.”

Perhatikan poin keenam yang disebutkan adalah kutuk bagi siapa yang berani mengutuk Abraham. Hal ini berlaku bukan hanya bagi Abraham, tetapi juga bagi keturunan Abraham. Dalam perjanjian Allah yang baru, kita adalah keturunan Abraham.

Apabila Allah memanggil seseorang untuk melaksanakan suatu tugas tertentu,sudah pasti orang itu menjadi sasaran kebencian iblis yang luar biasa. Oleh karena itulah Allah memberikan suatu perlindungan khusus kepada Abraham dan kita, keturunannya menurut perjanjian yang telah diperbarui oleh Allah.

Baca dan renungkanlah Galatia 3:7-29
1.Siapakah anak-anak Abraham? (ayat 7)

2.Apakah Injil yang diberitakan kepada Abraham? (ayat 8-9)

3.Siapakah keturunan Abraham? (ayat 16)

4.Mengapa janji Allah itu tidak dapat hilang kekuatannya oleh syariat agama/Taurat? (ayat 17)

5.Mengapa kita berhak menerima janji Allah itu? (ayat 29)


SHARED BY
Al.Kira

Source:
AOC - JAKARTA

Tuesday, May 10, 2011

SECRET OF KILLING GIANT - PART 5

......Continue

Secret #4

As you stand in front of your GIANT, what response will you give?

Desert -- Run away in fear
Defect -- Give up on your spiritual walk and go back to your old life
Détente -- Let's Make A Deal - I won't bother you, if you won't bother me
Defend -- Stand your ground until your last breath

Or, will you ...

Defeat -- Take up your spiritual weapons and fight ... and WIN the battle!
David is our GIANT-KILLING Mentor. He faced the toughest challenge of his life when he stood face-to-face with the behemoth, Goliath.

But David had an arsenal of weapons that Goliath had no knowledge of. David had "five smooth stones" (1 Sam. 17:40) that he put in his shepherd's pouch.

We're using the word S.T.O.N.E. to describe 5 essential elements that David possessed that guaranteed his victory.

In previous we've seen GIANT-KILLING Secrets #1, #2 and #3:

S = Spiritual
David was spirit-empowered. He was filled with Heaven's resources. He did NOT go into battle alone. He had an UNSEEN PARTNER in his future victory.

T = Trusting

David relied on that UNSEEN PARTNER. He TRUSTED God to make a difference! He had seen God's deliverance in the past, and he KNEW God would deliver him again.

O = Outspoken
David could NOT keep quiet about his victory! Two lessons here. IF you TRUST God & BELIEVE you'll be victorious, you will:

a) Tell someone! You won't keep it to yourself.
b) TALK victory rather than defeat. Our words reveal what we really believe... good or bad. We will speak out of what fills our heart - faith or failure.

Now for GIANT-KILLING SECRET #4

N = Natural
King Saul was eager for someone else to fight the Giant. He certainly didn't want to do it himself -- even though he should have, being:
a) The King, and
b) The biggest man in Israel ("head and shoulders taller than anyone else")
Saul knew how HE would fight Goliath, and tried to impose that on David.

So he suited David up with his Kingly armor (1 Samuel 17:38). He was "trying to help" David.

Can you imagine how this young, small teenager looked in a suit of armor tailored for a 6' 6" man? Imagine a 5' 5" tall young man putting on a professional football player's "suit of armor" - his uniform and padding. He would look ridiculous, wouldn't he?

David clanged around for a couple of minutes and finally said, "I can't go out and fight with these, for I have not tested them." (v39) And David took them off.

Why? It was the best armor money could buy ... Kingly armor! Why wouldn't David use it?
Because it was too big? Well, that's certainly one reason. But not the main reason.

Saul's armor, or anyone's armor would never have suited David because it wasn't NATURAL to him.

"I have not tested them" meant, "This is not how I fight. I have a track record of victory (remember the lion and the bear) and it didn't come by wearing armor of any kind."

David was NATURAL - that is, he used in battle what he KNEW would work for him.

Vs 40 says David took into battle three things: Stick, Stones, and a Sling

Not very intimidating was it? Imagine walking up to a 10' tall giant with a stick, some stones, and a flimsy, homemade sling. (Not a "slingshot" like we can buy today - this was two leathercords tied to a small leather pouch)

But that's exactly what David did. Why? Because that was NATURAL for him. He was VERY
GOOD with a sling!

The Bible says that warriors skilled with a sling could "sling stones at a hair breadth, and not miss." (Judges 20:16)

I don't know what a hair's breath is, but it sounds really small doesn't it?

The point is, David was GOOD with his weapons! He was SKILLED with a sling and stone!
He knew what he was doing. He would fight HIS WAY, not someone else's way (Saul).

David would fight NATURALLY.

How often do we look for victory by asking others, "What would YOU do?" What if David had asked Saul that question, and followed his advice?

I hesitate even writing a series entitled, "GIANT-KILLING SECRETS" - because there is NO FORMULA that, when followed, guarantees victory.

These are principles worth knowing, and many have testified to that fact. But, your victory and my victory may be fought differently. For example:

In Exodus 4:2, God asked Moses, "What is that in your hand?" The Staff that Moses carried would bring deliverance to the Hebrew slaves.

Joshua instructed his warriors to shout and blow their trumpets. (Joshua 6)

Hezekiah SLEPT through his victory when an angel slew 185,000 of his enemy in one night! (2 Kings 19:35)

Jehoshaphat was confronted with three armies dedicated to destroying him. How did he fight? He sent the "praise & worship band and choir" to the front lines and just PRAISED GOD! What happened? God caused the other three armies to fight and kill each other! (2 Chronicles 19-20)

The point is ... God has always used a variety of means to accomplish His purpose!


There is NO FORMULA...
NO RECIPE ...
NO BLUEPRINT...
NO PRESCRIPTION...

What do you have in YOUR hand? What has God called YOU to do? What are YOUR spiritual gifts? HOW has God called YOU to wage war against YOUR Giant?

I think you can see why S, T, and O are so important. They build upon each other so that we can HEAR GOD for ourselves.

YES, "wise counsel" is important. But what is God saying to each of us -- for OUR particular fight?

Be NATURAL ("Be super-NATURAL"). Utilize the spiritual-gifts and spiritual-abilities that you have already been blessed with.

Now, it's time to APPROACH THE GIANT...

will be continued.......


SHARED BY
Al.Kira

Bahan Saat Teduh 10May2011

“Oleh keturunanmu semua bangsa di bumi akan mendapat berkat, karena engkau mendengar firman-Ku.” (Kejadian 22:18)

Alkitab memberikan beberapa contoh mengenai berkat. Contoh yang pertama terdapat dalam Kejadian pasal 22 yang menceritakan tentang ketaatan Abraham ketika Tuhan menyuruhnya mempersembahkan Ishak, anaknya itu sebagai korban sembelihan. Pada akhirnya, Tuhan pun menyediakan seeokor domba jantan yang harus dipersembahkan sebagai ganti Ishak.

Penting sekali untuk diperhatikan, apa sebabnya berkat itu diturunkan. Abraham mendengarkan (artinya, menaati) suara Allah. Memang itulah kunci untuk mendapatkan berkat dari Allah, yaitu Ketaatan.

Selanjutnya, kalau kita baca kejadian pasal 27, bagaimana Ishak pada gilirannya memberkati Yakub, anaknya. Pada saat itu Ishak sebenarnya menyangka bahwa ia sedang memberkati Esau, anak sulungnya.Padahal saat itu Esau sedang berburu rusa di hutan untuk menyiapkan makanan yang dipesan ayahnya. Ternyata yang mendapat berkat adalah Yakub, yang menyamar sebagai Esau.

Baca dan renungkanlah Kejadian 22:1-18
1.Apa firman Tuhan kepada Abraham? (ayat 2)

2.Apa respon Abraham? (ayat 3)

3.Berkat apa yg Tuhan sediakan begai Abraham setelah dia taat? (ayat 17-18)


SHARED BY
Al.Kira

Source:
AOC - JAKARTA

Monday, May 9, 2011

Persahabatan dan Kasih

Dalam Alkitab, persahabatan merupakan tingkat hubungan yang tertinggi. Abraham mendapat sebuah kehormatan dengan disebut sebagai "Sahabat Allah" (Yakobus 2:23b). Selain itu, Daud dikatakan sebagai seorang yang berkenan di hati Allah (1 Samuel 13:14), ini adalah salah satu cara mengatakan bahwa Daud adalah seorang sahabatNya.

Yesus menyebut murid-murid-Nya adalah sahabatNya, "Aku tidak menyebut kamu lagi hamba, sebab hamba tidak tahu, apa yang diperbuat oleh tuannya, tetapi Aku menyebut kamu sahabat, karena Aku telah memberitahukan kepada kamu segala sesuatu yang telah Kudengar dari Bapa-Ku." (Yohanes 15:15).

Banyak hubungan suami istri tidak mencapai hingga hubungan yang sejati, karena mereka tidak bisa menjadi seorang sahabat. Hubungan persahabatan lebih dari hubungan asmara. Karena hanya melihat hubungan suami istri sebagai sebuah hubungan asmaraa akibatnya mereka hanya membangun hubungannya sampai di permukaan saja.

Pernikahan adalah perjalanan seumur hidup menuju keintiman, tetapi juga menuju persahabatan. Seorang suami istri harus bisa menjadi sahabat baik satu sama lain. Siapakah yang lebih mengenal diri kita selain sahabat kita? Terkadang seorang sahabat akan berbagi banyak hal yang tidak pernah dibicarakan dengan keluarganya. Untuk itulah suami istri harus menjadi sahabat, karena mereka tidak boleh merahasiakan sesuatu satu sama lain.

Seorang sahabat menerima satu sama lain, baik dengan kelebihannya maupun kekurangannya. Mereka saling berbagi, baik di hari-hari yang indah maupun saat-saat duka. Kualitas inilah yang memisahkan seorang teman biasa dan seorang sahabat.
Banyak pasangan suami istri sulit menjadi seorang sahabat bagi satu sama lain, mereka lebih mudah menjadi seorang "hamba" dari pada seorang sahabat. Bahkan terkadang, mereka lebih mirip kakak dan adik dari pada seorang sahabat.

Dalam Alkitab, persahabatan dan kasih adalah dua hal yang tak terpisahkan. "Seorang sahabat menaruh kasih setiap waktu, dan menjadi seorang saudara dalam kesukaran" (Amsal 17:17). Persahabatan adalah sebuah alat untuk melebur pasangan suami istri menjadi satu kesatuan yang indah. Tidak ada hubungan lain di bumi ini yang sedekat dengan gambaran pernikahan, karena pernikahan adalah gambaran yang ideal yang Allah inginkan sebagai hubungan antara diriNya dengan manusia. Untuk itu, persahabatan adalah sebuah hal yang penting untuk membuat sebuah pernikahan berhasil. Jadilah seorang sahabat sejati bagi pasangan Anda, dan ijinkan dunia melihat bahwa Allah hadir dalam pernikahan kalian.

TUHAN YESUS memberkati


SHARED BY
Al.Kira

SECRET OF KILLING GIANT - PART 4

......Continue

Secret #3
There are two types of people in the world:
a) Those who have SOMETHING TO SAY
b) Those who have to SAY SOMETHING

We're spelling the word STONE as an acronym to learn how to defeat the Giants in our path: Giants of FEAR, DOUBT, DEPRESSION, POVERTY, SICKNESS, BITTERNESS, ANGER, OBESITY ... you name the problem, and it can become a Giant in our lives!

So far, we've looked at two secrets:

Giant-Killing Secret #1
S = Spiritual

What an incredible thought: The God of Heaven has made it possible for Him to take up residence inside us! When we "unzip" and let Jesus Christ live inside us, all of the Giant-Killing resources of Heaven are at our disposal.

That's part of what a "covenant" is -- God is saying to us, and we are saying to Him -- "Your friends are now MY friends, and your enemies are now MY enemies!"
Don't overlook Secret #1 -- "The Holy Spirit came upon David mightily from that day forward." (1 Samuel 16:13)
Giant-Killing Secret #2
T = Trusting

David's TRUST (or faith) had been built up over the years. He was faithful in the small things so when a BIG thing came at him, he was ready.
David killed the lion and the bear when they attacked his father's sheep. Now, when a Giant attacked his Heavenly Father's Sheep (Israel), he was ready. His TRUST-LEVEL had been raised to Giant proportions!

Don't forget this principle -- After the LARGE problem falls, then the LESSER problems will fall much more easily. If Goliath was defeated, then every (normal-sized) Philistine would be defeated as well.

Giant-Killing Secret #3
O = Outspoken

My twin brother wrote a great song several years ago (inspired by these "Secrets" by the way).

=========================
IS THERE NOT A CAUSE?
When David drew near, all he could hear
Was the Giant calling him to fight.
"Give me your best, I'll put him to the test,"
He called to them day and night.
David said, "Who is this man that he should stand and defy the army of the Living God?
Just give me a STONE, I'll give the birds his bones," And as he ran forward, he cried --
"Is there not a cause, is there not a fight,
Is there not a battle to win?
Is there not a plan, or should we not stand
And bring the victory home to Him?
Is there not a cause?"
The message is clear, if you listen, you'll hear the same old challenge today.
We've got to choose, do we win, do we lose?
Either way, there's a price to be paid.
We must take the land placed within our hands;
There's a great cloud of witnesses cheering us on!
We don't stand alone, so let's choose our STONE, Proclaiming as our battle cry --
"Is there not a cause, is there not a fight,
Is there not a battle to win?
Is there not a plan, or should we not stand
And bring the victory home to Him?Is there not a cause?"

=========================
Amen!
David was OUTSPOKEN about his victory! He TRUSTED God for victory, and he spoke those words of faith to anyone who would listen.

1 Samuel 17
He was OUTSPOKEN to those standing near him. David said, "What will be done for the one who kills this Philistine and takes this reproach away from Israel. For who is this uncircumcised Philistine that he should taunt the armies of the Living God?" (v 26, 30)

He was OUTSPOKEN to his brothers. (Often the hardest persons for us to be OUTSPOKEN with and to share our pre-victory comments with are our own families.) His brothers said, "Who do you think you are ... boasting like that?" David said, "Is there not a cause?" (v 28-30 KJV)

David was OUTSPOKEN to King Saul. He said, "Let no man's heart be fearful on account of Goliath; For your servant will go and fight and win!" When Saul questioned his ability, David was OUTSPOKEN again. "The Lord who delivered the lion and the bear into my hands WILL DELIVER this Giant as well." (v 31-37)

He was even OUTSPOKEN to Goliath! Later, as David drew near, he boldly proclaimed, "You come to me with a spear and sword, but I come to you in the name of the God whose army you've taunted." (v 45)

Then he delivered the (literal) punch-line to Goliath -- "This day the Lord will deliver you into my hands. I will strike you down. I will remove your head from your shoulders. And I will give the dead bodies of you and your army to the birds of the air." (v 46)

We all have a "FAITH-DETECTOR." What I mean is that there is a way to KNOW for certain whether we really are TRUSTING God for victory.

It's a simple test: What comes out of your mouth?

You see, we cannot TRUST God and have OUTSPOKEN DOUBT coming from our lips! We can't have FAITH for victory and verbalize doubt.

Jesus said, "Out of the abundance of the heart the mouth speaks." The book of Proverbs is filled with wise-warnings about our words.

We'll never win if we are OUTSPOKEN saying,
It's really bad.It couldn't be worse.
Nothing can help me now.
I'll never get over this.
I could never forgive _______.
I'll never get out of debt.
I'm just worthless.
Etc......

It's like the song we heard years ago:
Gloom, despair and agony on me,
Deep dark depression, excessive misery;
If it weren't for bad luck, I'd have no luck at all.
Gloom despair and agony on me.

Sure, it's funny, but it's true. Too many of us feel that way. Rather than standing firm in the Lord and boldly proclaiming victory, we are too often OUTSPOKEN about our defeat!

BUT
understand this -- the reason we're talking failure is because we are BELIEVING failure!
I'm not talking about "NAME IT, AND CLAIM IT." Or, "BLAB IT, AND GRAB IT" (as some put it). I'm referring to what Jesus and Paul said. We believe with our heart. And what fills our heart, will fill our mouth! We WILL be OUTSPOKEN about what we believe...good or bad.

Listen again to David's words, "The Lord WILL deliver me...I WILL defeat...I WILL take your head off..."

There is NO DOUBT that there was NO DOUBT in David's heart!

He was OUTSPOKEN about his victory. What words are you speaking? Many of us don't even realize that our words betray our heart. We say, "I've got the Victory," but turn right around and say, "Woe is me."

In reality, we THINK victory, but BELIEVE failure. The Apostle Paul said, "With the HEART (not head) man believes." (Romans 10:10)

Two quick lessons :
a) We WILL speak what fills our heart (faith or fear)
b) We MUST speak when faith fills our heart.

If David had kept quiet, he never would have been brought before King Saul and never would have stood before the Giant.
You can't keep a good man/woman down, and you can't keep a TRUSTING man/woman quiet!

We can take it a step further. Jesus also said, "According to your faith be it unto you." What we BELIEVE will happen ... WILL happen.

How do we know WHAT we believe?
Our words are the FAITH-DETECTOR.

When we honestly listen to our own words, we will hear our own heart. It's that simple

will be continued.......


SHARED BY
Al.Kira