“Lalu berkatalah Gideon kepada Allah: “Jangan kiranya murka-Mu bangkit terhadap aku, apabila aku berkata lagi, sekali ini saja; biarkanlah aku satu kali lagi saja mengambil percobaan dengan guntingan bulu itu: Sekiranya yang kering hanya guntingan bulu itu, dan di atas seluruh tanah itu ada embun.” (Hakim – Hakim 6:39)
David sedang penting, Sudah ada tiga orang calin yang dia rasa cocok untuk menjadi pendamping hidupnya. Tetapi, dia merasa sangat sulit mengambil keputusan. Semuanya boleh dikatakan masuk nominasi. Akhirnya, dia mengambil keputusan untuk minta tanda dari Tuhan. Dia akan menelepon ketiga dara itu pada pagi haru, jam 5.10 pagi (dia lahir tanggal 5 oktober). Bagi yang menjawab telepon, dialah calon istri yang ditentukan Tuhan.
Benarkah tindakannya? Bagaimana kalau ketiganya tidak menjawab atau ketiganya menjawabnya? Perlukan kita meminta tanda dati Tuhan? Kalau kita meminta tanda, apakah batasan ukurannya?
Gideon adalah seorang pahlawan yang kurang berani melangkah. Saat dia menerima panggilan Allah dalam hidupnya untuk membebaskan umat Israel dari tekanan musuh, dia masih belum yakin. Sehingga dia perlu meminta tanda dari Tuhan (Hakim Hakim 6:17-22). Maka, Tuhan memberikan tanda. Gideon pun tahu bahawa dia mendapatkan kunjungan Malaikat Tuhan.
Tetapi itupun belum membuat dia yakin bahwa itu berasal dari Tuhan sehingga dia bernegosiasi dengan Tuhan. Dia akan menaruh sepotong bulu domba. Jika bulu domba itu basah sedangkan tanah sekitanya kering, maka itu berarti memang Tuhan yang menyuruh dia untuk berperang melawan bangsa Amalek.
Perlukah meminta tanda dari Tuhan sebagai konfirmasi agar kita mengetahui kehendak Allah? Meminta tanda tidaklah salah, tetapi lihatlah Gideon. Saat tanda itu diberi dan terjadi sesuai dengan yang dia katakana, justru dia ragu. Apakah itu kebetulan ataukah memang Tuhan yang melakukannya? Lalu, dia meminta tanda untuk kesekian kalinya.
Akar persoalannya adalah sikap kurang beriman. Kadang kitapun tergoda untuk tidak jujur dengan Tuhan. Sehingga tanda yang kita minta, kita arahkan sesuai dengan kemauan kita. Lain halnya kalau Allah yang berinisiatif member tanda, kita harus dapat mengenalinya.
Paulus memerintahkan jemaat di Efesus untuk mengusahakan mengerti kehendak Tuhan (Efesus 5:17), artinya dengan melihat situasi, kondisi, serta tanda tanda, ataupun konfirmasi di sekitarnya seharusnya kita dapat mengenali kehendak Allah.
Ketika Elia berdoa meminta turun hujan, sampai keenam kali, belum terjadi apa apa, tetapi saat dia berdoa tujuh kalinya, dia melihat adanya setapak awan di langit (1 Raja Raja 18:44). Dengan mempelajari gejala alam, kita dapat mengetahui tanda tanda jawaban Tuhan.
Selain itu, Roh kudus ada di dalam diri kita memampukan kita untuk memahami cara Allah bekerja, serta memberikan petunjuk untuk melakukan kehendak Allah (Yohannes 16:13). Setelah kematian Yudas, maka sejumlah murid Tuhan ingin memilihseseorang untuk mengantikan posisi Yudas Iskariot. Pada waktu itu, mereka belum dipenuhi Roh Kudus, sehingga mereka memakai undian untuk menentukannya (Kisah Para Rasul 1:21-26). Tetapi setelah Roh Kudus dicurahkan dalam hidup mereka kita tidak pernah lagi menemukan kasus “membuang undi” di dalam Alkitab
Ini menjadi pernyataan bagi kita, bahwa Roh kudus mau memberikan arahan dalam hidup kita, untuk kita mengenali kehendak Bapa.
Heart:
Apa yang membuat seseorang meminta tanda? Kurang yakin? Takut? Pernahkah anda meminta tanda? Kalau pernah, jujurlah kepada Bapa, apa yang menyebabkan anda meminta tanda. Mintalah Roh Kudus untuk selalu berkarya dalam hidupmu.
Head:
Taruhlah dalam pikiran anda bahwa Roh Kudus mau memberikan arahan arahan yang jelas bagi Anda untuk berjalan sesuai dengan kehendak Bapa
Hand:
Ceritakanlah Apakah anda pernah meminta tanda dari Tuhan. Bagaimana caranya Tuhan menjawabnya, dan kemudian apa kesimpulan anda terhadap hal itu
David sedang penting, Sudah ada tiga orang calin yang dia rasa cocok untuk menjadi pendamping hidupnya. Tetapi, dia merasa sangat sulit mengambil keputusan. Semuanya boleh dikatakan masuk nominasi. Akhirnya, dia mengambil keputusan untuk minta tanda dari Tuhan. Dia akan menelepon ketiga dara itu pada pagi haru, jam 5.10 pagi (dia lahir tanggal 5 oktober). Bagi yang menjawab telepon, dialah calon istri yang ditentukan Tuhan.
Benarkah tindakannya? Bagaimana kalau ketiganya tidak menjawab atau ketiganya menjawabnya? Perlukan kita meminta tanda dati Tuhan? Kalau kita meminta tanda, apakah batasan ukurannya?
Gideon adalah seorang pahlawan yang kurang berani melangkah. Saat dia menerima panggilan Allah dalam hidupnya untuk membebaskan umat Israel dari tekanan musuh, dia masih belum yakin. Sehingga dia perlu meminta tanda dari Tuhan (Hakim Hakim 6:17-22). Maka, Tuhan memberikan tanda. Gideon pun tahu bahawa dia mendapatkan kunjungan Malaikat Tuhan.
Tetapi itupun belum membuat dia yakin bahwa itu berasal dari Tuhan sehingga dia bernegosiasi dengan Tuhan. Dia akan menaruh sepotong bulu domba. Jika bulu domba itu basah sedangkan tanah sekitanya kering, maka itu berarti memang Tuhan yang menyuruh dia untuk berperang melawan bangsa Amalek.
Perlukah meminta tanda dari Tuhan sebagai konfirmasi agar kita mengetahui kehendak Allah? Meminta tanda tidaklah salah, tetapi lihatlah Gideon. Saat tanda itu diberi dan terjadi sesuai dengan yang dia katakana, justru dia ragu. Apakah itu kebetulan ataukah memang Tuhan yang melakukannya? Lalu, dia meminta tanda untuk kesekian kalinya.
Akar persoalannya adalah sikap kurang beriman. Kadang kitapun tergoda untuk tidak jujur dengan Tuhan. Sehingga tanda yang kita minta, kita arahkan sesuai dengan kemauan kita. Lain halnya kalau Allah yang berinisiatif member tanda, kita harus dapat mengenalinya.
Paulus memerintahkan jemaat di Efesus untuk mengusahakan mengerti kehendak Tuhan (Efesus 5:17), artinya dengan melihat situasi, kondisi, serta tanda tanda, ataupun konfirmasi di sekitarnya seharusnya kita dapat mengenali kehendak Allah.
Ketika Elia berdoa meminta turun hujan, sampai keenam kali, belum terjadi apa apa, tetapi saat dia berdoa tujuh kalinya, dia melihat adanya setapak awan di langit (1 Raja Raja 18:44). Dengan mempelajari gejala alam, kita dapat mengetahui tanda tanda jawaban Tuhan.
Selain itu, Roh kudus ada di dalam diri kita memampukan kita untuk memahami cara Allah bekerja, serta memberikan petunjuk untuk melakukan kehendak Allah (Yohannes 16:13). Setelah kematian Yudas, maka sejumlah murid Tuhan ingin memilihseseorang untuk mengantikan posisi Yudas Iskariot. Pada waktu itu, mereka belum dipenuhi Roh Kudus, sehingga mereka memakai undian untuk menentukannya (Kisah Para Rasul 1:21-26). Tetapi setelah Roh Kudus dicurahkan dalam hidup mereka kita tidak pernah lagi menemukan kasus “membuang undi” di dalam Alkitab
Ini menjadi pernyataan bagi kita, bahwa Roh kudus mau memberikan arahan dalam hidup kita, untuk kita mengenali kehendak Bapa.
Heart:
Apa yang membuat seseorang meminta tanda? Kurang yakin? Takut? Pernahkah anda meminta tanda? Kalau pernah, jujurlah kepada Bapa, apa yang menyebabkan anda meminta tanda. Mintalah Roh Kudus untuk selalu berkarya dalam hidupmu.
Head:
Taruhlah dalam pikiran anda bahwa Roh Kudus mau memberikan arahan arahan yang jelas bagi Anda untuk berjalan sesuai dengan kehendak Bapa
Hand:
Ceritakanlah Apakah anda pernah meminta tanda dari Tuhan. Bagaimana caranya Tuhan menjawabnya, dan kemudian apa kesimpulan anda terhadap hal itu