“Maka dipanggil-Nya murid-murid-Nya dan berkata kepada mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya janda miskin ini memberi lebih banyak daripada semua orang yang memasukkan uang ke dalam peti persembahan.” (Markus 12:43)
Suatu hari, ada seorang pendeta yang memiliki uang tinggal lima ribu rupiah, sementara ia harus menghadiri sebuah kebaktian doa dan ada sesi memberi persembahan. Pendeta ini menukarkan uangnya menjadi 2 bagian masing-masing 2.500 rupiah, untuk persembahan dan untuk ongkos anaknya sekolah. Namun, dikebaktian doa tersebut, Tuhan menggerakkannya untuk mempersembahkan seluruh uangnya, pendeta ini taat dan memasukkan seluruh uangnya ke kantung persembahan.
Tuhan melihat ketulusan hati si pemberi daripada jumlah pemberiannya. Memberi adalah urusan hati dan bukan jumlah. Jika Anda mampu memberi lebih, mengapa memberi sedikit? Mengapa menyia-nyiakan kesempatan untuk memberi? Contohlah kehidupan janda miskin ini, dia memberi dengan hatinya, dia memberi sebagai wujud dia mengasihi Tuhan, sehingga dia tidak pelit-pelit, dia berikan seluruh miliknya dan Tuhan sangat mengapresiasi persembahannya. Saya percaya dia tidak mati kelaparan, karena Tuhan senantiasa memelihara dan memberkati hidupnya. Selamat memberi!
Baca dan renungkanlah Markus 12:41-44
1. Memberi adalah masalah hati dan bukan masalah mampu atau tidak.
2. Pelajaran rohani apa yang Anda bisa ambil melalui kisah Persembahan seorang janda miskin ini?
3. Bagaimana sikap hati janda miskin ini ketika memberi? (Ayat 42-44)
4. Bagaimana seharusnya sikap Anda di dalam memberi?
5. Sudahkan memberi menjadi gaya hidup Anda?
SHARED BY
Al.Kira
Source:
AOC - JAKARTA
Suatu hari, ada seorang pendeta yang memiliki uang tinggal lima ribu rupiah, sementara ia harus menghadiri sebuah kebaktian doa dan ada sesi memberi persembahan. Pendeta ini menukarkan uangnya menjadi 2 bagian masing-masing 2.500 rupiah, untuk persembahan dan untuk ongkos anaknya sekolah. Namun, dikebaktian doa tersebut, Tuhan menggerakkannya untuk mempersembahkan seluruh uangnya, pendeta ini taat dan memasukkan seluruh uangnya ke kantung persembahan.
Tuhan melihat ketulusan hati si pemberi daripada jumlah pemberiannya. Memberi adalah urusan hati dan bukan jumlah. Jika Anda mampu memberi lebih, mengapa memberi sedikit? Mengapa menyia-nyiakan kesempatan untuk memberi? Contohlah kehidupan janda miskin ini, dia memberi dengan hatinya, dia memberi sebagai wujud dia mengasihi Tuhan, sehingga dia tidak pelit-pelit, dia berikan seluruh miliknya dan Tuhan sangat mengapresiasi persembahannya. Saya percaya dia tidak mati kelaparan, karena Tuhan senantiasa memelihara dan memberkati hidupnya. Selamat memberi!
Baca dan renungkanlah Markus 12:41-44
1. Memberi adalah masalah hati dan bukan masalah mampu atau tidak.
2. Pelajaran rohani apa yang Anda bisa ambil melalui kisah Persembahan seorang janda miskin ini?
3. Bagaimana sikap hati janda miskin ini ketika memberi? (Ayat 42-44)
4. Bagaimana seharusnya sikap Anda di dalam memberi?
5. Sudahkan memberi menjadi gaya hidup Anda?
SHARED BY
Al.Kira
Source:
AOC - JAKARTA
No comments:
Post a Comment