“Ketika Yesus mendarat, Ia melihat sejumlah besar orang banyak, maka tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan kepada mereka, karena mereka seperti domba yang tidak mempunyai gembala. Lalu mulailah Ia mengajarkan banyak hal kepada mereka.” (Markus 6:34)
Belas kasihan adalah kemampuan untuk merasakan kebutuhan orang lain, diikuti dengan tindakan menjawab kebutuhan tersebut. Tuhan Yesus memiliki hati yang penuh belas kasihan dan komitmen yang kuat untuk bertindak. Tuhan Yesus melatih murid-murid-Nya untuk memiliki belas kasihan terhadap orang lain sekalipun para murid sedang dalam keadaan yang letih, sekalipun mereka sendiri sedang punya masalah.
Seringkali ketika kita sendiri mempunyai kebutuhan, Tuhan menyuruh kita untuk terlebih dahulu menjawab kebutuhan orang lain dengan memberi kepada mereka. Ketika kita taat, tidak fokus pada masalah kita sendiri namun mulai bertindak untuk menjawab kebutuhan orang lain dengan cara meminta mata dan hati seperti Tuhan Yesus maka kita akan melihat keajaiban pemeliharaan Tuhan terhadap kita.
Belas kasihan harus selalu dinyatakan. Jika tidak, maka hati kita akan menjadi dingin, tidak peka dan tidak peduli terhadap jiwa-jiwa. Salah satu alasan Tuhan memanggil dan memilih kita adalah untuk memakai kita untuk melayani orang lain, keluarga, bahkan orang-orang baru, agar mereka mengenal kasih Tuhan.
Baca dan renungkanlah Markus 6:30-44.
1. Murid-murid Tuhan baru saja kembali dari pelayanan yang meletihkan. Bagaimanakah Tuhan Yesus menunjukkan kepedulian-Nya terhadap kebutuhan murid-murid yang sangat dikasihi-Nya? (ayat 30-32)
2. Kemudian orang-orang lain datang berbondong-bondong minta dilayani. Apakah yang menggerakkan belas kasihan Tuhan Yesus? (ayat 34)
3. Murid-murid Tuhan Yesus kurang memiliki rasa belas kasihan terhadap jiwa-jiwa yang membutuhkan Tuhan. Faktor apakah yang menghalangi mereka untuk melayani? (ayat 35-37)
SHARED BY
Al.Kira
Source:
AOC - JAKARTA
Belas kasihan adalah kemampuan untuk merasakan kebutuhan orang lain, diikuti dengan tindakan menjawab kebutuhan tersebut. Tuhan Yesus memiliki hati yang penuh belas kasihan dan komitmen yang kuat untuk bertindak. Tuhan Yesus melatih murid-murid-Nya untuk memiliki belas kasihan terhadap orang lain sekalipun para murid sedang dalam keadaan yang letih, sekalipun mereka sendiri sedang punya masalah.
Seringkali ketika kita sendiri mempunyai kebutuhan, Tuhan menyuruh kita untuk terlebih dahulu menjawab kebutuhan orang lain dengan memberi kepada mereka. Ketika kita taat, tidak fokus pada masalah kita sendiri namun mulai bertindak untuk menjawab kebutuhan orang lain dengan cara meminta mata dan hati seperti Tuhan Yesus maka kita akan melihat keajaiban pemeliharaan Tuhan terhadap kita.
Belas kasihan harus selalu dinyatakan. Jika tidak, maka hati kita akan menjadi dingin, tidak peka dan tidak peduli terhadap jiwa-jiwa. Salah satu alasan Tuhan memanggil dan memilih kita adalah untuk memakai kita untuk melayani orang lain, keluarga, bahkan orang-orang baru, agar mereka mengenal kasih Tuhan.
Baca dan renungkanlah Markus 6:30-44.
1. Murid-murid Tuhan baru saja kembali dari pelayanan yang meletihkan. Bagaimanakah Tuhan Yesus menunjukkan kepedulian-Nya terhadap kebutuhan murid-murid yang sangat dikasihi-Nya? (ayat 30-32)
2. Kemudian orang-orang lain datang berbondong-bondong minta dilayani. Apakah yang menggerakkan belas kasihan Tuhan Yesus? (ayat 34)
3. Murid-murid Tuhan Yesus kurang memiliki rasa belas kasihan terhadap jiwa-jiwa yang membutuhkan Tuhan. Faktor apakah yang menghalangi mereka untuk melayani? (ayat 35-37)
SHARED BY
Al.Kira
Source:
AOC - JAKARTA
No comments:
Post a Comment