Saturday, July 23, 2011

Bahan Saat Teduh 23July2011

“Jadi janganlah malu bersaksi tentang Tuhan kita.” (II Timotius 1:8)

Di dalam tugasnya memberitakan Injil, Paulus sangat menyadari dan memahami tentang resiko yang harus ia tanggung, baik secara fisik maupun psikis. Hal ini terungkap di dalam beberapa suratnya. Misalnya, II Korintus 11:23-28, Filipi 1:12-14, dll.

Paulus mengharapkan muridnya, yaitu Timotius, dapat mengikuti teladannya. Rasul Paulus tidak malu di dalam memberitakan Injil tentang Yesus Kristus. Sebaliknya, Paulus merasa berhutang pemberitaan Injil terhadap orang Yunani, maupun kepada orang bukan Yunani, kepada orang terpelajar, maupun kepada orang tidak terpelajar (Roma 1:14).

Sejarah mencatat bahwa Paulus juga tidak pernah takut menderita di dalam pemberitaan Injil Yesus Kristus. Mengapa bisa demikian? Karena Allah memampukannya untuk menanggung penderitaan di dalam memberitakan Injil. Kekuatan Allah itulah yang menjadi jawaban sekaligus penghiburan bagi dia di dalam memberitakan Injil.

Bagaimana dengan kita sebagai orang-orang yang sudah diselamatkan? Mungkin ada konsekuensi-konsekuensi fisik dan psikis yang akan kita alami di dalam memberitakan Injil. Namun kita percaya bahwa Allah akan memberikan kekuatan dan penghiburan-Nya.

Baca dan renungkanlah Filipi 1:12-14 dan II Timotius 1:7-8.
1. Mengapa rasul Paulus dipenjarakan? (Fil 1:13)
2. Apa yang Tuhan berikan kepada kita? (II Tim 1:7)
3. Apa yang harus kita lakukan sebagai pengikut Kristus? ( II Tim 1:8)


SHARED BY
Al.Kira

Source:
AOC - JAKARTA

No comments:

Post a Comment