Tuesday, December 6, 2011

"TIDAK" Untuk Perang, "YA" Untuk Mengasihi

Pada hari minggu, tanggal 25 September 2011 sekitar pukul 11 pagi. Salah satu gereja di Solo yang bernama Gereja Bethel Injil Sepenuh (GBIS) yang sedang beribadah pada pagi itu tiba tiba dikagetkan oleh sebuah ledakan bom. Bom bunuh diri itu telah membuat jemaat yang baru selesai mengikuti ibadah menjadi korban pemboman itu dan bahkan berberapa diantaranya mengalami luka cukup serius.

Siapa Pelakunya?

Hingga saat ini belum di temukan siapa dalang kejadian itu dan apa motivasi pelaku itu bertindak secara brutal. Kita tidak boleh menuduh, karena kita tidak tahu siapa pelakunya.

Namun satu hal yang diketahui oleh masyarakat bahwa setiap teror bom dan bom bunuh diri yang terjadi di negeri ini adalah ulah sebuah jaringan yang mengatas-namakan agama.

Tapi apakah harus dengan cara teror bom?
Bila kita lihat lebih jauh di satu sisi, apakah yang dilakukan teroris itu tidak melanggar ajaran agama? Sebab tidak sedikir ayat yang terdapat dalam kitab suci yang membenarkan apa yang mereka lakukan.

Tapi ada ayat yang terdapat dalam al-quaran dan itu ada sedikit sembilan puluh empat ayat di dalamnya yang memerintahkan umat muslim memerangi non-muslim. Tujuannya, memaksa mereka agar menjadi muslim. Diantaranya adalah, "Perangilah orang orang yang tidak beriman kepada Allah dan tidak beragama dengan agama yang benar (islam)" (Qs. 9:29)

Bukan hanya itu, nabi umat muslim pun memberi teladan tentang bagaiman seharusnya memperlakukan orang orang non-muslim. "saya telah diperintah untuk berperang melawan orang orang sampai mereka bersaksi bahwa tidak ada yang patut dipuja selain Allah, dan muhammad adalah rasul Allah" (Hadist Al-Bukhari 1:24)

Setiap agama tentu mempunyai hak untuk menyebarkan ajarannya. Tetapi haruskah melakukannya dengan brutal, tidak bermoral, membunuh secara membabi-buta, termasuk orang-orang yang tidak bersalah? Apakah tidak bisa melakukan atau memberitakan itu dengan cara kasih?

Sebelum Isa Al-Masih (Yesus Kristus) terangkat naik ke surga, ada satu Amat Agung yang disampaikan kepada murid-murid-Nya, yaitu: "Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu" (Injil Matius 28:19-20)

Melalui perintah ini, Isa Al-Masih (Yesus Kristus) ingin agar setiap orang percaya dan melakukan ajaran yang sudah diberikan-Nya.

Melalui perintah ini, Isa Al-Masih (Yesus Kristus) berkata, "Dan jikalau kamu masuk ke dalam sebuah kota dan kamu diterima di situ katakanlah kepada mereka: Kerajaan Allah sudah dekat padamu. Tetapi jikalau tidak diterima di situ, serukanlah: Juga debu kotamu yang melekat pada kaki kami, kami kebaskan di depanmu" (Injil Lukas 10:8-11)

Demikianlah Isa Al-Masih mengajarkan kepada murid-murid-Nya, bagaimana seharusnya mereka bersikap dalam melaksanakan Amanat Agung tersebut. Beritakan dengan kasih, bukan dengan kekerasan!
Isa Al-Masih tidak mengajarkan perang melainkan kasih

Isa Al-Masih tidak pernah memerintahkan untuk membunuh orang yang menolak Injil-Nya. Dalam setiap pengajaran-Nya, Isa Al-Masih ingin agar setiap pengikut-Nya menyadari bahwa “Kasih” adalah yang terutama. Hal ini pulalah yang dilakukan Isa Al-Masih terhadap orang-orang yang telah menyalibkan-Nya. Yaitu mengampuni mereka!

Mengampuni seseorang yang telah berbuat jahat tentu bukanlah perkara mudah. Termasuk pelaku bom bunuh diri di GBIS, Solo beberapa waktu yang lalu. Namun kita harus melihat pada ajaran dan teladan yang diberikan Isa Al-Masih.  Karena ajaran itu pengikut Isa Al-Masih yang telah benar-benar menerima keselamatan dari-Nya, harus mengampuni orang yang bersalah.

Isa Al-Masih disebut juga sebagai Penasehat Ajaib dan Raja Damai. Sebab itulah Isa Al-Masih berkata, “Berbahagialah orang yang membawa damai, karena mereka akan disebut anak-anak Allah.” (Injil Matius 5:9).


SHARED BY
Al.Kira

No comments:

Post a Comment