“Aku mengenal namamu dan juga engkau mendapat kasih karunia di hadapan-Ku”. (Keluaran 33:12)
Dalam pola pikir Ibrani, konsep “kasih karunia” bukanlah konsep yang abstrak. Konsep ini dibangun dari sesuatu yang konkret, yang dapat dikenali oleh indera kita. Ternyata, konsep ini berhubungan dengan pola mereka membangun perkemahan.
Perkemahan para pengembara Ibrani terdiri dari banyak tenda. Mereka membentuk kelompok-kelompok. Masing-masing kelompok merupakan perkemahan keluarga (kaum) dan bisa terdiri dari kurang lebih 50 tenda.
Sisi dari satu tenda bersambung dengan sisi dari tenda yang lain sehingga membentuk lingkaran. Sebagaimana pola lingkaran “tenda bersambung” tersebut yang berfungsi sebagai pelindung bagi orang-orang yang ada di dalamnya, maka makna “kasih karunia” berhubungan dengan perlindungan yang tidak putus-putus bagi orang-orang yang ada di balik dinding itu.
Mereka dapat merasakan dan mengalami kebebasan, kasih, dan keindahan hidup di dalam tenda. Kasih karunia Allah bagaikan suatu perlindungan yang sambung menyambung atau tak putus-putus diberikan Allah kepada umat-Nya. Sudahkah saya dan Anda menikmati “perlindungan yang tak putus-putus dari Allah” itu?
Baca dan renungkanlah Keluaran 33:11-19
1. Apakah permintaan Musa kepada Tuhan? (ayat 13)
2. Apa janji Tuhan kepada Musa? (ayat 14)
3. Bagaimana Musa tahu bahwa ia telah mendapat kasih karunia di hadapan Tuhan? (ayat 16)
4. Ada berapa banyak kata “kasih karunia” yang Anda temukan dari ayat 11-19? Bagi Anda sendiri, seberapa pentingkah kasih karunia itu?
5. Hal apa yang Tuhan firmankan kepada Musa? Apakah Anda rindu Tuhan juga mengatakan hal yang sama kepada Anda? (ayat 12)
SHARED BY
Al.Kira
Source:
AOC - JAKARTA
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment