“Tetapi karena kasih karunia Allah, aku adalah sebagaimana aku ada sekarang,” (I Korintus 15:10)
Pada suatu sore, sekelompok anak muda dari Jakarta memutuskan pergi ke Bandung. Namun, mereka juga harus segera kembali ke Jakarta. Maka supir menginjak gas sampai batas maksimum di jalan tol. Dua jam, mereka tiba di Bandung untuk berbelanja dan segera kembali ke Jakarta. Karena heran dengan kepulangan mereka yang begitu cepat, teman kostnya bertanya, "Hei, apa yang kamu lakukan?" Dengan tersenyum supir membalas, "Injak gas sampai haabbbbiiiiiiiis," diiringi derai tawa teman-temannya.
Hal yang sama bisa terjadi pada kita, jika kita mengandalkan kasih karunia Allah untuk mencerminkan Kristus. Kita seharusnya seperti cermin yang merefleksikan Kristus dimanapun kita berada. Kasih karunia Allah memampukan kita untuk mencerminkan dan merefleksikan Kristus di waktu sekarang dan bukannya yang nanti.
Andaikan kasih karunia Allah adalah mobil, maka Paulus menginjak gasnya sampai habis, sehingga ia mencapai tujuan yang ditentukan Allah bagi dirinya. Kasih karunia bagi orang Kristen adalah seperti mobil yang digunakan untuk pergi ke mana saja setiap saat.
Maukah Anda menggunakan sumber yang tidak terbatas ini? Sudahkah Anda menjalani hidup yang demikian? Mengapa tidak memulainya sekarang?
Baca dan renungkanlah I Korintus 15:3-11
1.Kenapa Rasul Paulus mengatakan bahwa ia adalah yang paling hina dari semua rasul? (ayat 9)
2.Apa yang mengubahnya menjadi seorang Rasul yang luar biasa? (ayat 10)
3.Apa yang Rasul Paulus lakukan dengan Kasih Karunia Allah? (ayat 10)
SHARED BY
Al.Kira
Source:
AOC - JAKARTA
Pada suatu sore, sekelompok anak muda dari Jakarta memutuskan pergi ke Bandung. Namun, mereka juga harus segera kembali ke Jakarta. Maka supir menginjak gas sampai batas maksimum di jalan tol. Dua jam, mereka tiba di Bandung untuk berbelanja dan segera kembali ke Jakarta. Karena heran dengan kepulangan mereka yang begitu cepat, teman kostnya bertanya, "Hei, apa yang kamu lakukan?" Dengan tersenyum supir membalas, "Injak gas sampai haabbbbiiiiiiiis," diiringi derai tawa teman-temannya.
Hal yang sama bisa terjadi pada kita, jika kita mengandalkan kasih karunia Allah untuk mencerminkan Kristus. Kita seharusnya seperti cermin yang merefleksikan Kristus dimanapun kita berada. Kasih karunia Allah memampukan kita untuk mencerminkan dan merefleksikan Kristus di waktu sekarang dan bukannya yang nanti.
Andaikan kasih karunia Allah adalah mobil, maka Paulus menginjak gasnya sampai habis, sehingga ia mencapai tujuan yang ditentukan Allah bagi dirinya. Kasih karunia bagi orang Kristen adalah seperti mobil yang digunakan untuk pergi ke mana saja setiap saat.
Maukah Anda menggunakan sumber yang tidak terbatas ini? Sudahkah Anda menjalani hidup yang demikian? Mengapa tidak memulainya sekarang?
Baca dan renungkanlah I Korintus 15:3-11
1.Kenapa Rasul Paulus mengatakan bahwa ia adalah yang paling hina dari semua rasul? (ayat 9)
2.Apa yang mengubahnya menjadi seorang Rasul yang luar biasa? (ayat 10)
3.Apa yang Rasul Paulus lakukan dengan Kasih Karunia Allah? (ayat 10)
SHARED BY
Al.Kira
Source:
AOC - JAKARTA
No comments:
Post a Comment