Dalam perjalanan dari Manila menuju Tagaytay. Karena padatnya lalulintas dan ditambah hujan rintik yang membuat macet kelancaran jalan raya, saya menghibur diri dengan memperhatikan semua reklame yang terpajang sepanjang jalan raya tersebut. Hampir semua reklame yang ada selalu dihubungkan dengan barang-barang dagangan seperti handphone, kendaraan, dan perumahan dengan harga yang melangit yang hanya bisa dijangkau oleh mereka dari golongan atas.
“Kalau anda menggunakan handphone , dunia akan menjadi tak berjarak.” “Bila anda mengendarai mobil B, maka anda akan menjadi bagai seorang raja.” Satu dari antara reklame-reklame tersebut menarik perhatian saya secara amat khusus. Sebuah papan dalam ukuran besar tergantung di dekat persimpangan jalan dengan tulisan; “Do you know where you are in your journey?” Tahukah anda arah perjalanan yang sedang anda tempuh? Kemanakah anda pergi?
Sebuah pertanyaan yang amat biasa, yang sering kita tanyakan kepada orang lain. Pertanyaan yang samapun sering dilontarkan orang lain kepada kita. Namun di sini pertanyaan ini menjadi amat istimewa karena ditempatkan di sebuah persimpangan jalan.
Ketika komunitas kristen pada masa gereja awal berada di bawah tekanan kaiser Nero, Petrus melarikan diri meninggalkan Roma. Ketika ia melewati Via Appia Antica, dalam suatu penglihatan, Petrus melihat Yesus sang Guru memanggul SalibNya dan berjalan menuju Roma. Petrus lalu bertanya; “Quo Vadis Domine? Kemana Engkau pergi Tuhanku.” Yesus menjawab; “Aku akan menuju Roma untuk disalibkan sekali lagi, karena engkau tak mau disalibkan.” Pertanyaan yang samapun pernah diajukan oleh Petrus, dan karena pertanyaan ini pula Petrus mendapat kekuatan untuk berbalik menuju Roma dan akhirnya dengan berani menerima rahmat kemartiran di Roma.
Dalam hidupku pun aku sering berhadapan dengan banyak persimpangan jalan, dan aku akan selalu bertanya diri; “Quo Vadis? Ke manakah aku pergi?” Seperti Petrus yang akhirnya bertemu Yesus saat ia berada di simpang jalan, akupun yakin Tuhan akan menampakan diri ketika aku dan anda berhadapan dengan sebuah persimpangan jalan. Yesus hari ini mengundang kita dengan kata-kata indah menawan; “Datanglah padaKu kalian semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu. Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan.” (Matius 11:28-29). Datanglah kepadaNya bila kita sedang berada di sebuah simpang jalan dan kehilangan arah.
------------------
Tuhan, Engkau mencipta hanya karena cinta Engkau mencipta kami hanya untukMu Jiwaku haus akan Engkau, Allahku yang hidup Bilakah aku akan datang dan memandang wajahMu??
SHARED BY
“Kalau anda menggunakan handphone , dunia akan menjadi tak berjarak.” “Bila anda mengendarai mobil B, maka anda akan menjadi bagai seorang raja.” Satu dari antara reklame-reklame tersebut menarik perhatian saya secara amat khusus. Sebuah papan dalam ukuran besar tergantung di dekat persimpangan jalan dengan tulisan; “Do you know where you are in your journey?” Tahukah anda arah perjalanan yang sedang anda tempuh? Kemanakah anda pergi?
Sebuah pertanyaan yang amat biasa, yang sering kita tanyakan kepada orang lain. Pertanyaan yang samapun sering dilontarkan orang lain kepada kita. Namun di sini pertanyaan ini menjadi amat istimewa karena ditempatkan di sebuah persimpangan jalan.
Ketika komunitas kristen pada masa gereja awal berada di bawah tekanan kaiser Nero, Petrus melarikan diri meninggalkan Roma. Ketika ia melewati Via Appia Antica, dalam suatu penglihatan, Petrus melihat Yesus sang Guru memanggul SalibNya dan berjalan menuju Roma. Petrus lalu bertanya; “Quo Vadis Domine? Kemana Engkau pergi Tuhanku.” Yesus menjawab; “Aku akan menuju Roma untuk disalibkan sekali lagi, karena engkau tak mau disalibkan.” Pertanyaan yang samapun pernah diajukan oleh Petrus, dan karena pertanyaan ini pula Petrus mendapat kekuatan untuk berbalik menuju Roma dan akhirnya dengan berani menerima rahmat kemartiran di Roma.
Dalam hidupku pun aku sering berhadapan dengan banyak persimpangan jalan, dan aku akan selalu bertanya diri; “Quo Vadis? Ke manakah aku pergi?” Seperti Petrus yang akhirnya bertemu Yesus saat ia berada di simpang jalan, akupun yakin Tuhan akan menampakan diri ketika aku dan anda berhadapan dengan sebuah persimpangan jalan. Yesus hari ini mengundang kita dengan kata-kata indah menawan; “Datanglah padaKu kalian semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu. Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan.” (Matius 11:28-29). Datanglah kepadaNya bila kita sedang berada di sebuah simpang jalan dan kehilangan arah.
------------------
Tuhan, Engkau mencipta hanya karena cinta Engkau mencipta kami hanya untukMu Jiwaku haus akan Engkau, Allahku yang hidup Bilakah aku akan datang dan memandang wajahMu??
SHARED BY
Al.Kira
No comments:
Post a Comment