Monday, May 2, 2011

Yesus atau Roti?

“Aku berkata kepadamu, sesungguhnya kamu mencari Aku, bukan karena kamu telah melihat tanda-tanda, melainkan karena kamu telah makan roti itu dan kamu kenyang “(Yoh 6 :26)

Alkisah ada seorang anak yang sangat sayang kepada anjingnya yang kecil dan lucu sekali, suatu hari si anjing sakit dan tidak bangun-bangun. Si anak menangis terus menerus dan meraung-raung kesedihan melihat si anjing kesayangannya sakit. Si ibu datang menghiburnya dan mengatakan “ nak, sudahlah jangan nangis, nanti ibu belikan sepeda”, maka berhentilah tangisan si anak dan tidurlah ia dipangkuan ibu tercintanya.

Keesokan harinya, pagi-pagi sekali si anak bangun lalu kehalaman belakang rumahnya dan tiba-tiba ia menangis meraung-raung dan menjerit sehingga ibunya kaget setengah mati, “ ah pastilah anjing kesayangan si kecil telah mati”, pikirnya. Tapi betapa kagetnya si ibu, ternyata si anjing telah sehat dan sedang menjilati kaki si anak, namun si anak sambil menangis menendang anjing itu sehingga terkaing-kaing kesakitan. Si ibu bertanya “kenapa kamu menangis dan menendang dia”, si anak sambil menangis menjawab : “ tidak mama, tidak mama, aku mau dia mati, kalau dia tidak jadi mati, kan aku tidak jadi dibelikan sepeda” Dari kisah diatas, maka nampak sebenarnya si anak tidak atau bukan mencintai anjingnya yg kecil dan lucu tapi MANIFESTASI dari mencintai, itulah yang menjadi tujuan si anak.

Lalu bagaimana dengan kita ?

Mungkin saat ini kita bisa mulai merenung sebelum melanjutkan membaca tulisan ini. Apa yg kita cari / harapkan dengan mengikuti Yesus.?? Benarkah Yesus yang kita cari atau roti-roti duniawi yang setiap hari nampak dalam kehidupan kita ? Roti-roti duniawi berupa berkat, karunia-karunia, kesehatan, jabatan-jabatan gereja, kepuasan-kepuasan diri, kehormatan dan banyak macam jenis roti-roti duniawi yg berjejer rapi di ruang pajang toko roti yaitu EGO – suatu ruang pamer “Kepentingan Diri”.

Kalau yang menjadi dasar kita adalah “roti-roti” tersebut maka cinta kita kepada Yesus ibarat cinta monyet, yang setiap saat sirna bahkan terlupa apabila “roti” yang kita harapkan ternyata tidak kita peroleh. Bayangkan, kalau kita ikut Yesus karena ingin mendapat “roti” yang berbentuk damai sukacita, sewaktu “roti“ damai sukacita tidak kita peroleh melainkan beban dalam kehidupan, maka pasti kita akan meninggalkan Dia. Kalau “roti” berkat yang diharapkan, begitu perusahaan bangkrut – perasaan tidak diberkati timbul, masihkah mampu bersyukur dan memuji serta mencintai Dia ?

St. Theresia Liseux ketika membaca ayat-ayat Mazmur 50 : 9-14, ia berkata : “ Lihatlah ! itulah apa yang diminta Yesus dari kita. Ia tidak memerlukan pekerjaan-pekerjaan kita, tetapi hanya cinta kasih. Allah mengatakan tidak membutuhkan makanan kalau Dia lapar, tetapi Allah yang sama, tidak segan-segan mengemis air dari seorang wanita Samaria. IA Haus. Dan ketika Dia berkata “ berilah Aku minum “, sesungguhnya yang dimintaNya ialah cinta dari makhluk ciptaanNya. Ia tidak minta air dari sumber. Ia haus akan cinta, yaitu cinta kasih manusia. Ia mengharapkan agar supaya manusia membalas cinta kasihNya.

Dalam proses kanonisasi Theresia Liseux atau Theresia Kecil dari Kanak-kanak Yesus, kesaksiannya yang merupakan peneguhan spiritualitas Theresia yang terdalam yaitu : “ Cinta kepada Allahlah yang sungguh-sungguh menjiwai segala perbuatannya, ia hanya berpikir tentang Yesus, bernafas bagi Yesus, mau melakukan segala sesuatu demi cinta kepada Yesus dan untuk menyenangkan hati Yesus “ Theresia mau mencintai Allah sedemikian rupa sehingga sama sekali melupakan diri sendiri.


SHARED BY
Al.Kira

No comments:

Post a Comment